Teror Cuaca Ekstrem hingga Januari 2011
Selasa, 05 Oktober 2010 – 16:15 WIB
Wakil Gubernur DKI Jakarta Prijanto mengaku telah berkoordinasi dengan jajaran muspida seperti TNI, Polri, PMI, serta ormas untuk menghadapi ancaman bencana tersebut. Di Jakarta, yang paling diwaspadai terkait banjir. Sejumlah personel, peralatan evakuasi, posko pengungsian, dapur umum serta kesiapan logistik sudah disiapkan jauh-jauh hari sejak hujan mulai mengguyur kawasan Ibu Kota. Begitu muncul potensi banjir, masing-masing instansi sudah mengetahui apa yang harus dikerjakan dan bantuan apa yang akan diberikan.
Imbauan BMKG untuk waspada menghadapi cuaca ekstrem lantaran pengalaman di negara Eropa sempat menelan korban. Situs BMKG menyebut, gelombang panas (heatwaves) baik secara langsung ataupun tidak langsung menelan korban jiwa di benua Eropa dari Rusia hingga mencapai Portugal. Suhu udara meningkat sangat drastis dan menyebabkan banyak kematian lantaran hipertermia, kegagalan panen, kebakaran hutan, terputusnya sambungan listrik lantaran penggunaan pendinginan udara yang terlalu meningkat hingga melunakkan aspal jalan raya dan mengakibatkan banyak kecelakaan lalu-lintas.
Tidak hanya menyerang Eropa, gelombang panas juga terjadi di Asia. Di Jepang mengakibatkan sedikitnya 66 orang tewas dan 15.000 lainnya dilarikan ke rumah sakit akibat hipertermia dan serangan otak (stroke). Sementara di Cina, suhu udara mencapai 44 derajat Celcius dan menyebabkan puluhan mesin bus di Beijing mengalami kebocoran hingga mengeluarkan oli dan terbakar. Bahkan Timur Tengah juga tak luput dari serangan gelombang panas tahun ini hingga majelis ulama di Uni Emirat Arab mengeluarkan fatwa menbolehkan buruh untuk tidak berpuasa jika suhu udara terlalu panas. (aak)