Tes Keperawanan Dipicu Maraknya Siswi Jual Diri
Menurutnya masih banyak cara yang bisa ditempuh oleh pemerintah dalam membentuk kepribadian para siswa. Terlalu dini untuk memutuskan tes keperawanan tersebut terkait beberapa kasus tindakan asusila oknum siswa kota Prabumulih dalam beberapa pekan terakhir.
“Jangan sampai gara-gara ulah dari segelintir siswa, seluruh anak dikorbankan. Saya rasa rencana tes keperawanan itu tidak perlu untuk dilakukan,” pungkasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, rencana Disdik kota Prabumulih untuk melakukan tes keperawanan bagi siswa kota Prabumulih terkait kasus asusila yang dilakoni sejumlah oknum siswa sekolah. Pada tanggal 14 Agustus, sebanyak 6 orang siswi sekolah serta satu orang pria terpaksa harus digelandang ke Mapolres Prabumulih untuk dimintai keterangan terkait dugaan perdagangan manusia.
Diduga keenam gadis tersebut akan ditawarkan kepada pria hidung belang dengan harga Rp 1 juta per orang. Namun karena tidak cukup bukti, polisi pun akhirnya membebaskan sang pria.
Lalu keesokan harinya (15/8), kamera wartawan berhasil menangkap gambar adegan mesum sepasang siswa sekolah yang dilakukan di lapangan Prabujaya. Kegiatan tersebut bahkan dilakukan dilapangan terbuka serta ditonton oleh masyarakat yang lewat tempat tersebut. Entah karena larut dalam suasana, pasangan tersebut seolah acuh dan tidak mempedulikan warga sekitar yang menonton.
Kedua kasus tersebut cukup menjadi tamparan telak bagi dunia pendidikan kota Prabumulih sehingga Kepala Dinas Pendidikan kota Prabumulih mengeluarkan statement untuk melakukan tes keperawanan tersebut. (kos)