Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Tinggal di Kamp Pengungsian, Lukas: Saya Orang Indonesia

Sabtu, 07 April 2018 – 00:12 WIB
Tinggal di Kamp Pengungsian, Lukas: Saya Orang Indonesia - JPNN.COM
Agus Tinho Pinto bersama istri dan anak-anaknya di kediamannya di Belu NTT. Foto: BAYU PUTRA/Jawa Pos

Saat ini ada ratusan warga yang masih tinggal di kamp seluas 50 hektare tersebut. Sementara itu, puluhan ribu lainnya tersebar di beberapa kabupaten di NTT. Terutama yang dekat perbatasan dengan Timor Leste.

Dulu mereka disebut pengungsi eks Timtim. Sekarang mereka sering disebut warga baru. Namun, mereka sejatinya lebih senang bila disebut WNI (warga negara Indonesia) kelahiran Timor Timur.

Sayang, hampir dua dekade setelah memilih meninggalkan kampung halaman, nasib para warga eks Timtim tidak banyak berubah. Sebab, mayoritas memang tidak memiliki keahlian lain di luar bercocok tanam.

Bahkan, Agus menduga masih ada sekitar 10 ribu WNI kelahiran Timtim yang belum memiliki KTP. Itulah yang kini jadi salah satu fokus perjuangan Agus lewat kedudukannya di parlemen.

Agus mengklaim baru saja memperjuangkan anggaran untuk pemberian KTP dan KK bagi para warga eks Timtim yang belum memiliki kartu identitas itu. ”Sebelumnya, KTP mereka adalah KTP Timtim,” katanya.

Agus adalah contoh warga eks Timtim yang berhasil mengubah nasib. Dulu pria kelahiran Dili, 6 juni 1970, tersebut juga tinggal di Kamp Haliwen pascareferendum 1999. ”Kami tidak bisa berkembang di situ karena Kamp Haliwen merupakan tanah negara,” ujarnya.

Sampai sekarang pun, mereka yang memilih bertahan di Kamp Haliwen harus hidup dalam keprihatinan. Rumah mereka hampir sama semua: dinding dari pelepah sagu, atapnya dari seng.

Ada pula yang atapnya masih berupa terpal karena tidak mampu membeli seng. Para mantan petani itu kebanyakan bekerja di kebun atau mengambil hasil hutan. Ada yang menjadi tukang ojek. Sebagian lagi yang membawa modal saat mengungsi membeli tanah untuk dijadikan sawah.

Ratusan warga eks Timor Timur masih bertahan di bekas kamp pengungsian di Belu, mereka bersabar dalam kemiskinan, berjuang lewat parlemen.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close