Tiongkok Berjanji Tutup Kamp Uighur
jpnn.com, XINJIANG - Tiongkok berkelit. Negeri Panda itu menampik tuduhan punya kamp konsentrasi dan kamp reedukasi untuk warga Uighur di Xinjiang. Versi Beijing, kamp itu mirip sekolah asrama. Orang-orang di dalamnya diperlakukan seperti "siswa" pada umumnya. Mereka bebas beraktivitas.
"Secara umum siswa di sana akan terus berkurang. Jika suatu hari masyarakat tak membutuhkannya, pusat pendidikan dan pelatihan itu akan dihapuskan," ujar Gubernur Xinjiang Shohrat Zakir seperti dikutip The Guardian. Paparan itu diberikan di sela-sela acara tahunan Kongres Rakyat Nasional Selasa (12/3).
Shohrat menambahkan bahwa selama 2 tahun 3 bulan belakangan ini, tidak ada lagi serangan kekerasan. Sebab, pada periode tersebut, pemerintah telah menerapkan berbagai langkah untuk memerangi terorisme dan ekstremisme. Salah satunya dengan memasukkan orang-orang dalam kamp-kamp tersebut.
BACA JUGA: Abaikan Penderitaan Muslim Uighur, MBS Dukung Program Deradikalisasi Tiongkok
Peneliti masalah Xinjiang dan Tibet Adrian Zenz mengungkapkan, paparan Shohrat tersebut mengindikasikan baru-baru ini ada pembebasan orang dari kamp dalam jumlah besar. Itu menjadi indikasi bahwa kamp tersebut dianggap sukses.
Tapi, dia tak yakin kamp akan ditutup. Tiongkok bakal menggunakan kamp itu sebagai alat untuk mengancam dan mengontrol penduduk.
"Saya yakin kamp-kamp itu adalah bagian dari rencana jangka panjang untuk mengontrol rakyat," ujarnya. Tak hanya di Xinjiang, bisa jadi juga dipakai di wilayah lain.
Paparan Shohrat tentang kamp di Xinjiang bertentangan dengan pengakuan penduduk Uighur yang pernah mendekam dalam kamp tersebut. Mereka mengaku bahwa siapa pun yang sudah masuk kamp tersebut, kecil kemungkinan dia bisa keluar.