Tiongkok Berjanji Tutup Kamp Uighur
Kamp itu tentu saja tak mirip sekolah. Sekelilingnya dipasang kawat berduri dan ada menara pengawas. Sekitar satu juta warga Uighur dipaksa masuk kamp tersebut.
Salah seorang warga yang pernah masuk kamp itu mengaku kepada Reuters bahwa mereka disiksa selama interogasi berlangsung. Sel tempat mereka tidur juga diisi banyak orang hingga berdesak-desakan. Setiap hari mereka didoktrin secara brutal sehingga memicu beberapa orang untuk bunuh diri.
BACA JUGA: Tim Prabowo Politisasi Isu Uighur demi Menutupi Kelemahan?
Shohrat menyebut pemberitaan tentang kamp konsentrasi di Xinjiang tidak benar. Menurut dia, itu hanyalah tudingan yang dibuat-buat. Tapi, para aktivis HAM, Amerika Serikat, dan banyak negara lain tak memercayai hal tersebut. Pengakuan dan bukti-bukti yang ada sudah terpampang nyata.
Washington mengungkap bahwa Tiongkok mengkriminalisasi orang-orang yang menjalankan praktik keagamaan dan kebudayaan di Xinjiang. Termasuk menghukum orang karena mengajar mengaji dan melarang orang tua memberi nama sesuai dengan budaya Uighur ke anak-anaknya. (sha/c7/dos)