Uji Klinis Belum Tuntas, Vaksin Sinovac Masih Tunggu Izin Edar BPOM
Sebanyak 1,2 juta dosis vaksin COVID-19 siap suntik buatan Sinovac tiba di Indonesia pada Minggu (06/12) malam.
- Pakar mengatakan vaksin Sinovac saat ini belum membuka laporan hasil sementara atau 'interim result'
- Padahal laporan ini diperlukan sebelum BPOM mengeluarkan izin edar darurat
- Pakar Australia mengatakan korupsi dan salah manajamen pernah menjadi masalah industri vaksin di China
Namun, vaksin tersebut tidak bisa langsung didistribusikan kepada masyarakat, karena masih harus diperiksa uji keamanannya oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Kedatangan vaksin dari China tersebut diumumkan Presiden Joko Widodo dalam keterangan pers di Jakarta, kemarin malam.
"Saya ingin menyampaikan satu kabar baik bahwa hari ini pemerintah sudah menerima 1,2 juta vaksin Covid-19. Vaksin ini buatan Sinovac, yang kita uji klinis di Bandung sejak Agustus 2020."
"Kita amat bersyukur, alhamdulillah, vaksin sudah tersedia, artinya kita bisa segera mencegah meluasnya wabah Covid-19," ucap Presiden Jokowi melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden, Minggu (06/12).
Menanggapi kedatangan vaksin COVID-19 dari China ini, Peneliti Biomolekuler dari Australian National University (ANU) dan Direktur Utama Lipotek Australia, Dr Ines Atmosukarto mengingatkan jika sampai saat ini Sinovac belum membuka laporan hasil sementara, atau interim result, dari vaksin yang diproduksinya.
Hal ini berbeda dengan vaksin buatan Pfizer dan Moderna yang sudah membuka hasil sementara tingkat efektivitas dan kemanjuran berdasarkan hasil uji coba yang dijalankannya.