UNESCO Tetapkan Tradisi Pencak Silat Jadi Warisan Dunia tak Benda, Astrabi: Alhamdulillah
“Jika saja Pergub ini bisa diterbitkan, saya yakin Silat Tradisi Betawi dapat menjadi industri baru baik dalam sisi budaya maupun pariwisata, jika ini terjadi banyak pihak yang akan diuntungkan, baik dari sisi ekonomi bagi masyarakat, para praktisi silat tradisi betawi, dan juga pemerintah,” ungkap Anwar.
Bahkan Putra asli Betawi ini berharap Tradisi Pencak Silat bisa menjadi muatan lokal di sekolah tingkat dasat hingga tingkat atas.
Keinginan Anwar mendapat sabutan positif dari anggota DPRD DKI Jakarta, H. Purwanto. S.Si, SH. “Saya sangat setuju jika Tradisi Pencak Silat bisa di masukan dalam kurikulum pendidikan sebagai ekstra kulikuler wajib di sekolah, ini merupakan usulan yang positif dalam upaya melestarikan salah satu budaya Indonesia yang telah mendunia,” ujarnya.
“Saya persilahkan ASTRABI untuk melakukan audensi dengan parlemen agar usulan ini bisa ditindak lanjuti, saya pikir akan lebih bagus jika usulan itu muncul dari masyarakat,” jelas H. Purwanto dalam konferensi pers Festival Silat Tradisi Betawi.
Kepala Suku Dinas Parwisata dan Kebudayaan Jakarta Selatan H. Imron yang juga turut hadir dalam acara tersebut juga mengungkapkan hal yang sama dengan Anwar.
Menurutnya pengakuan UNESCO merupakan penghargaan yang tak ternilai sehingga semua pihak harus bisa menjaga dan melestarikannya termasuk pemerintah dan swasta. “Kita menginginkan adanya kolaborasi dengan berbagai pihak untuk menjadikan Silat Tradisi Betawi ini menjadi salah satu destinasi wisata di DKI Jakarta,” tutur H. Imron.
Drs. H. Datok Icuk Zulkafril, MM, MSi, Ketua Dewan Pendekar PSN Perisai Putih yang hadir dalam Konerensi Pers tersebut juga mendukung upaya-upaya yang selama ini telah dilakukan dalam usaha melestarikan dan mengembangkan Tradisi Pencak Silat.
Menurutnya semua pihak termasuk pemerintah harus bersatu padu agar budaya peninggalan leluhur ini tidak hilang dari Bumi Pertiwi. “Tidak ada jalan lain Negara harus hadir agar tradisi ini terus terjaga bahkan bisa berkembang, jika tidak kita akan tergilas oleh negara-negara tetangga yang secara gencar menebarkan opini bahwa silat adalah tradisi mereka,” jelas Datok Icuk.(dkk/jpnn)