Ungkap Perdagangan Manusia, Polri Dipuji Negara ASEAN
jpnn.com, JAKARTA - Kepolisian Republik Indonesia mendapatkan apresiasi atas pengungkapan perdagangan manusia di Pulau Rote, NTT menuju Australia, beberapa waktu lalu. Apresiasi itu diberikan saat perhelatan Konfrensi Ke-37 Aseanapol di Singapura.
Kabareskrim Polri Komjen Ari Dono Sukmanto mengatakan, pengungkapan tersebut pun diminta untuk dijelaskan dalm forum Konfrensi Aseanapol.
“Keberhasilan Polri mendapat apresiasi dari seluruh delegasi dalam Aseanapol sekaligus sama-sama belajar agar secara bersama berhasil mengungkap salah satu jenis kejahatan transnasional ini,” kata Ari dalam keterangan yang diterima, Kamis (14/9).
Berdasarkan data, kasus itu bermula pada Minggu (31/5) lalu. Saat itu, dua kapal mengangkut imigran di Pulau Lanu, Rote, NTT terdampar. Kedua kapal itu ternyata mengangkut imigran sebanyak 65 orang yang terdiri dari sepuluh WN Bangladesh, satu orang WN Myanmar, dan 54 WN Srilangka.
Para WN asing itu berangkat dari Tegal, Jawa Tengah, dengan tujuan ke Selandia Baru. Saat memasuki perairan Australia, dicegat oleh petugas perbatasan dan didorong sampai ke perbatasan Indonesia lalu terdampar di Pulau Rote, NTT.
“Pengakuan para korban, mereka diselundupkan untuk mencari kehidupan yang lebih baik di negara baru karena di negara asalnya, mereka merasa terancam kehidupannya,” terang Ari.
Polri akhirnya berhasil mengungkap sekaligus menangkap sindikat yang mengorganisasi penyelundupan manusia tersebut yang dikendalikan oleh Thines Khumar dan Abrham Louhenapessy alias Kapten Bram.
Pengadilan akhirnya memvonis mereka karena telah melanggar Undang-undang Keimigrasian dengan kurungan masing-masing lima tahunan.