Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Usai Lakukan Sweeping, Sopir Angkutan Konvensional Geruduk DPRD Sumsel

Rabu, 23 Agustus 2017 – 03:00 WIB
Usai Lakukan Sweeping, Sopir Angkutan Konvensional Geruduk DPRD Sumsel - JPNN.COM
Ratusan sopir angkot di Palembang mengelar unjuk rasa. Mereka menolak keberadaan taksi online di kota Palembang. Aksi demo ini berlangsung di DPRD Sumsel Jalan POM IX Palembang. Foto: sumeks.co/jpg

Dia mengungkapkan, sebelum marak angkutan dan taksi online, penghasilan para sopir per hari bisa Rp70-80 ribu. Sekarang, paling bawa pulang Rp20 ribu. Bahkan kadang tidak bawa gaji.

Dengan kondisi sekarang dimana jumlah angkutan online tanpa batasan armada dan wilayah operasional, angkutan umum konvensional pun kalah saing. “Cari makan saja jadi susah,” cetusnya. Para perwakilan sopir menyampaikan orasi secara bergantian.

Intinya, semua sangat keberatan dengan eksisnya angkutan dan taksi online saat ini. Usai menyampaikan aspirasi, 10 perwakilan massa aksi diterima anggota Komisi IV DPRD Sumsel di ruang rapat. Yang menerima mereka, Ketua Komisi IV Hj Anita Noeringhati SH MH bersama anggota lain, Didi Efriadi, Zulfikri Kadir, Asgianto, dan Rudi Apriadi.

Budianto, sopir taksi Primkopau mewakili sopir taksi bandara mengatakan, yang dipersoalkan mereka bukan soal teknologi online. Katanya, dalam situasi saat ini, taksi online bisa bentrok dengan taksi bandara.

“Harus ada kejelasan, jangan sampai taksi online juga menarik penumpang di bandara,” tegasnya.

Candra Halim, sopir angkutan Ampera-Perumnas mengungkapkan, armada pada rute itu tinggal 115 unit karena pendapatan mereka makin tidak menjanjikan. “Permintaan kami, angkutan online ini ditutup karena merugikan,” pintanya.

Karena pendapatan tak menentu, mereka jadi kesulitan membayar kredit mobil. Dengan trayek panjang, sopir-sopir Ampera-Perumnas kesulitan untuk menutupi biaya operasional.

Erwin Prayitno, sopir angkot Sekip mengatakan, dengan kondisi jalanan macet karena LRT, penumpang sulit didapat. “Jadi tidak mudah, satu rit bisa dua jam,” bebernya,

Ratusan sopir angkutan umum dari beberapa trayek dan taksi konvensional menggeruduk kantor DPRD Sumsel.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News