Usai Sowan ke Pangeran Muhammad, Hariri Diboyong ke Prancis
Le Drian sehari sebelumnya bertemu dengan Putra Mahkota Pangeran Mohammad bin Salman. Prancis ingin menekankan pentingnya menghindari intervensi dan menghargai prinsip kedaulatan negara.
Stabilitas Lebanon menjadi perhatian utama Prancis. Banyak pihak yang menilai Saudi akan menjadikan Lebanon sebagai lahan perang proxy dengan Iran, sama halnya seperti Yaman.
Prancis pernah menjajah Lebanon. Karena itulah, negeri yang terkenal dengan Menara Eiffel tersebut merasa memiliki kedekatan dengan negara yang dipimpin Aoun itu.
Di luar alasan tersebut, selama ini pemerintah Prancis memang dekat dengan keluarga Hariri. Sama dengan Lebanon, Prancis tidak mengakui pengunduran diri Hariri. Karena itu, mereka tetap menyebutnya dengan PM.
’’Setelah berdiskusi dengan Putra Mahkota (Saudi) Pangeran Mohammad bin Salman dan PM Lebanon Saad Al Hariri, Presiden (Macron) mengundang Saad Al Hariri dan keluarganya ke Prancis,’’ bunyi pernyataan dari Istana Élysée.
Rumor dan tudingan langsung beredar pasca tawaran Prancis kepada Hariri. Sebab, pernyataan resmi Prancis seakan menegaskan bahwa Hariri memang ditahan Saudi.
Sebab, untuk mengundang Hariri, mereka harus berdiskusi dulu dengan Muhammad bin Salman. Seolah-olah Hariri tidak berhak memutuskan sendiri.
Prancis, tampaknya, sengaja menulis bahwa undangan itu juga diperuntukkan keluarga Hariri. Muncul dugaan bahwa keluarga Hariri selama ini disandera sehingga tidak bisa meninggalkan Riyadh.