Wakil Ketua MPR Berharap Ikatan Hafidzah Fatayat NU menjadi Penjaga Kelestarian Al-Qur'an
jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua MPR RI Jazilul Fawaid mengapresiasi berdirinya Ikatan Hafidzah Fatayat Nahdlatul Ulama (IHF NU) sebagai lembaga baru yang dibentuk PP Fatayat NU. Menurut dia, kehadirn IHF sangat bagus sebagai upaya mensyiarkan dan melestarikan Al-Qur'an.
”Saya mengapresiasi Fatayat NU ini melahirkan badan Ikatan Hafidzah Fatayat NU. Hafidzah itu diambil dari ayat ‘inna nahnu nazzalna adzzikra wanna lahu lahafidhun’. Hafidzah itu menjaga, pelestari, tetapi disebut penghafal Al-Qur'an," kata Jazilul di sela-sela Sosialisasi Empar Pilar dan Silaturahmi Nasional IHF NU di rumah dinas wakil ketua MPR di Kemang, Jakarta Selatan, Selasa (4/5).
Sosok yang karib disapa Gus Jazil itu mengatakan Indonesia sebagai negara yang mayoritas penduduknya muslim, memiliki jumlah hafiz atau hafizah terbesar di dunia mencapai sekitar 30.000 orang. Namun, dibandingkan jumlah penduduk yang mencapai sekitar 271 juta jiwa, jumlah penghafal Al-Qur'an tersebut tergolong masih kecil.
Koordinator Nasional Nusantara Mengaji ini menambahkan separuh lebih atau sekitar 63 persen penduduk muslim Indonesia ternyata belum bisa membaca Al-Qur'an secara baik dan benar.
”Kalau Fatayat NU pasti bisa. Artinya IHF ini kelompok kecil. Kalau yang tergabung di Fatayat ada 300-an yang menjadi hafizah, itu luar biasa. IHF ini sekadar pakunya agar Al-Qur'an lestari, terjaga,” tutur pimpinan MPR RI dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu.
Dia menceritakan pada zaman Nabi Muhammad SAW dan sahabat, Al-Qur'an tidak dibukukan tetapi dihafalkan. Menurut Gus Jazil, ketika banyak para penjaga Al-Qur'an terbunuh, kemudian kitab suci itu dibukukan.
"Al-Qur'an pada masanya itu dihafal bukan ditulis. Yang ditulis itu mushaf Al-Qur'an pada masa sahabat Usman, tetapi dikumpulkan pada masa Umar Bin Khattab,” katanya.
Ketua Ikatan Alumni Institut Perguruan Tinggi Ilmu Alquran (Ikaptiq) Jakarta ini mengatakan para hafiz dan hafizah adalah orang-orang mulia karena di memori otaknya ada ‘chip’ data Al-Qur'an. “Ini harus dijaga terus karena susunan otak itu paling rumit,” tuturnya.
Karena itu, wakil ketua umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu berharap agar Fatayat NU bisa terus menjadi bagian dari penjaga Al-Qur'an.
“Ini langkah hebat dan semoga berkah. Mudah-mudahan yang tergabung menjadi benar- benar seperti yang ada dalam mars Fatayat, yakni menjadi harapan bangsa, agama, dan keluarga sehingga bisa membina keluarga yang sehat, saleh dan salehah," paparnya.