Walikota Bogor Bima Arya Mengaku Sangat Malu
Di tempat yang sama, salah satu pelaku, Hidayat mengaku, berani mengkonsumsi sabu-sabu untuk menjaga stamina. Sebab, dua bulan dirinya mendapatkan jatah piket malam. Untuk membeli narkotika itu, dirinya selalu menghubungi Hasan.
Dia dan bandar tersebut merupakan tetangga dilingkungan. Begitu pula dengan Diki yang mengungkapkan, mendapatkan narkotika itu untuk menghilangkan penat selepas piket malam menjaga kantor Walikota Bogor Bima Arya tersebut.
”Saya memakai tidak sering hanya beberapa kali untuk menjaga stamina kala bertugas. Mau bagaimana lagi, kalau tidak saya bisa katit dan masuk angin. Biasanya makai sama Diki di pos jaga pada tangah malam, biar tidak ada yang tahu,” imbuhnya.
Menyikapi itu, Walikota Bogor Bima Arya mengakui, sangat malu dan tertampar dengan peristiwa tertangkap dua anggota Sat Pol PP di lingkungan kerjanya itu. Karena itu pula akan mengumpulkan 280 personil Satpol PP Kota Bogor.
Dirinya akan memberikan sanksi kepada para personil penegak perda itu.”Pasti akan kami panggil semua anggota Satpol PP untuk tes urin. Tidak ada satupun PNS yang bisa terlibat narkotika, pasti akan kami berikan tindakan tegas,” paparnya.
Wali Kota yang baru dilantik itu mengancam aakan segera mengeluarkan keduanya dari PNS. Dia pun akan memberikan teguran keras kepada Kasatpol PP Kota Bogor Agung Prihanto berupa pemberhentian sementara.
Untuk personil lain akan dilakukan tes urin. Kader Partai Amanat Nasional itu juga meminta agar Polresta Bogor membongkar semua transaksi narkotika yang berada di Balaikota tanpa melihat jabatan dan kewenangan.
“Bila ada kedapatan positif makan akan saya rekomendasi untuk diberhentikan atau dipecat dari PNS. Saya sudah copot kasatpol PP. Kami membuka pintu selebar-lebarnya kepada Kepolisian agar membongar narkotika yang ada di Balaikota,” pungkasnya. (cok)