Wamen BUMN Dorong Pupuk Iskandar Muda Bangun Ketahanan Pangan dan Energi
“Tambahan kapasitas produksi sebesar 500 ribu ton ini tentunya berkontribusi signifikan terhadap pemenuhan kebutuhan pupuk NPK nasional," tuturnya.
Pabrik NPK ini nantinya harus didukung oleh pemenuhan bahan baku yang baik, terutama bahan baku potas atau kalium yang berasal dari Rusia.
Selain melalui pembangunan pabrik NPK baru, Pahala juga mendukung upaya PT PIM melakukan reaktivasi pabrik PIM-1.
Reaktivasi ini diharapkan juga dapat menambah kapasitas produksi urea PT PIM. Tantangan dalam melakukan reaktivasi ini adalah masih adanya kendala pasokan gas.
“Saat ini kita sedang menunggu bagaimana dapat memperoleh pasokan gas untuk reaktivasi PIM-1, dimana kita ketahui kebutuhannya adalah sekitar 55 MMSCFD. Jadi ini sedang kita upayakan dengan berkoordinasi dengan holding Pupuk Indonesia, juga Pertamina dan PGN," tutur Pahala.
Salah satu komoditas yang berpotensi untuk dikembangkan di PT PIM adalah Blue dan Green Ammonia.
“Kami berharap kawasan industri ini bisa segera direalisasikan. Dengan adanya klaster industri hijau menjadikan PT PIM bukan hanya perusahaan pupuk tapi juga perusahaan yang bisa mendukung ketahanan pangan dan ketahanan energi," jelas Pahala.
Direktur Portofolio dan Pengembangan Bisnis Pupuk Indonesia, Jamsaton Nababan, mengungkapkan pengembangan Kawasan ini sesuai dengan strategy house green industry cluster Kementerian BUMN yang menargetkan reduksi karbon hingga 29% di tahun 2030, dan net-zero emission pada 2060.