Waspada! Hujan Lebat Disertai Angin Kencang Hingga Maret
“Sepekan ini, ada satu itu rumah ambruk karena terjangan angin kencang,” ujar Kepala BPBD PALI, Junaidi Anuar, kemarin.
Pihaknya bersama instansi terkait pun siaga memberi bantuan langsung kepada korban, baik berupa tempat tinggal maupun bantuan logistik. “Kami juga peringatkan warga lain untuk tetap waspada,” bebernya.
Tapi di Lubuklinggau agak berbeda. Di sana sebulan terakhir curah hujan justru menurun. Akibatnya debit air Sungai Kelingi berkurang, tak lagi mengalir turun ke bawah ke Bendungan Watervang sehingga kekeringan. “Sudah seminggu kering,” kata Erik, petugas jaga parkir Bendungan Watervang, kemarin.
Walaupun begitu, ini tak sampai menganggu aliran air ke siring-siring persawahan. Sebab air bagian atas bendungan masih mengalir normal. Elpan (29), warga Kelurahan Batu Urip, Kecamatan Lubuklinggau Timur I yang rumahnya persis di belakang aliran Sungai Kelingi mengakui debit air berkurang dan mulai kering. “Mungkin karena tak lama lagi mau masuk musim kemarau,” ujarnya.
(Plt) Kepala BPBD Sumsel, Iriansyah melalui Humas Ansori menerangkan potensi bencana di wilayah Sumsel disesuaikan dengan topografi daerahnya.
“Bagian Timur didominasi dataran tinggi, seperti Pagaralam, Empat Lawang, Muara Enim, OKU Selatan dan Lahat itu rawan longsor setelah hujan lebat,” ujarnya.
Sementara bagian barat seperti Banyuasin, Muba, Ogan Ilir, dan Palembang yang topografinya lebih rendah rentan banjir.
“Dua bencana ini tak bisa kita prediksi. Sewaktu-waktu bisa saja terjadi, tergantung cuacanya,” imbuhnya.