Abaikan Protes Internasional, Militer Myanmar Kembali Bantai Rakyat Sendiri
jpnn.com, YANGON - Pasukan militer Myanmar kembali menggunakan kekerasan mematikan terhadap rakyatnya sendiri. Setidaknya sembilan orang penentang kudeta 1 Februari dikabarkan tewas, Jumat (19/3).
Militer dan polisi telah meningkatkan penggunaan kekerasan untuk menekan demonstrasi yang dilancarkan para pendukung pemimpin terpilih yang ditahan, Aung San Suu Kyi.
Namun, tindakan keras aparat tidak menghentikan orang-orang untuk berunjuk rasa. Kerumunan demonstran kembali muncul di beberapa kota.
Pasukan keamanan melepaskan tembakan selama bentrokan di pusat kota Aungban ketika mereka berusaha membubarkan barikade yang dipasang para pemrotes, menurut laporan media dan seorang saksi.
"Pasukan keamanan datang untuk menyingkirkan perintang tapi dilawan oleh orang-orang, lalu mereka melepaskan tembakan," kata saksi, yang menolak disebutkan namanya, melalui telepon.
Seorang petugas layanan pemakaman di Aungban yang menolak disebutkan namanya mengatakan kepada Reuters bahwa delapan orang tewas. Tujuh dari mereka meninggal di tempat. Satu orang lagi terluka dan meninggal di rumah sakit di kota terdekat, Kalaw.
Juru bicara junta belum dapat dihubungi untuk dimintai komentar, namun sebelumnya mengatakan pasukan keamanan menggunakan kekuatan hanya jika diperlukan.
Para pengkritik mencemooh pernyataan tersebut.