Aktivitas LGBT Mencoreng Nama Kota Wisata Batu
”Ini sesuatu yang jelas-jelas harus kita perangi,” kata Suprapto.
Dia melanjutkan, keberadaan grup Igaba bisa saja sebuah hoax yang bertujuan untuk menjatuhkan kredibilitas Kota Batu sebagai kota wisata. ”Batu adalah kota wisata keluarga. Kalau ada gay di sini, pasti (namanya) akan tercoreng,” ujar dia.
Menurut dia, selama ini Kota Batu tidak memiliki masalah. Keluarga, dalam hal ini istri, biasa melepas suami dengan tenang. Sebab, tidak ada aktivitas maksiat.
”Tapi, kalau kemudian ada isu yang mengarah ke sana, maka harus diperangi, supaya isu tidak berkembang. Ini contoh kecil yang harus diwaspadai,” jelas mantan kepala badan kepegawaian daerah ini.
Dalam hal ini, Suparto berharap pihak RW dan RT jadi yang terdepan dalam melakukan pencegahan.
”Masyarakatlah yang membuat Kota Wisata ini maju. Kesadaran itu yang sangat utama,” imbuh dia.
Terpisah, Kapolres Batu AKBP Budi Hermanto mengaku sudah mengetahui keresahan pemkot terkait isu gay yang sudah berkembang. Untuk itu, pihaknya akan melakukan penyelidikan.
”Saya perintahkan bagian reserse untuk melakukan penelusuran,” ujarnya.