Asia Sentinel yang Bikin Sentimen
Oleh Auri Jayajpnn.com - Berita soal skandal Bank Century yang kami terjemahkan dari Asia Sentinel itu ternyata bikin heboh. Menjadi viral di dunia maya. Apalagi setelah mendapatkan reaksi keras dari Mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ( SBY ) berikut partainya, Partai Demokrat. Berita itu disebut sangat menyudutkan Pak SBY. Bahkan memfitnah. Sehingga, wajar kalau pendiri Partai Demokrat itu kecewa, dan marah.
Tulisan ini tidak mengulas soal tulisan John Berthelsen yang juga pendiri Asia Sentinel. Akibat menerjemahkan tulisan Berthelsen yang diunggah di Asia Sentinel itu, kami sempat dicurigai memiliki sentimen. Tentu sentimen terhadap Pak SBY. Apalagi, media kami adalah media yang pertama menerjemahkan kemudian mengunggahnya ke dunia maya. Di media ini.
Sungguh itu di luar dugaan kami. Demikian pula redaktur kami yang menerjemahkan artikel tersebut, kemudian mengunggahnya. Tidak menyangka bahwa berita sadurannya itu menjadi viral. Ia juga tidak menyangka berita itu akan menimbulkan prasangka. Menjadi pembicaraan, kemudian ‘digoreng’ oleh media lain hingga menimbulkan kegaduhan politik.
Sama sekali tidak ada niatan buruk dari kami. Juga tidak ada niatan untuk menyudutkan seseorang. Apalagi menyudutkan Presiden VI RI, Pak SBY. Pemuatan berita terjemahan itu semata-mata hanya dilandasi naluri jurnalistik sang redaktur. Apalagi, redaktur kami yang satu ini baru saja mendapatkan predikat sebagai redaktur teladan.
Ia dikenal sebagai redaktur yang serbabisa. Ia juga dikenal galak, terutama dalam mengkritisi tulisan. Mulai dari penyajian isu berita sampai masalah ejaan yang tidak berdasarkan KBBI. Ia juga dikenal tajam soal mengendus isu. Terutama isu-isu politik. Maklum, ia telah menghabiskan separuh karier wartawannya di parlemen. Sehingga, naluri isu politiknya lumayan tajam.
Dalam isu internasional pun tidak pernah ketinggalan. Kebiasaannya, dini hari menjelang Subuh ia sudah berselancar ke dunia maya. Mula-mula memeriksa berita-berita yang telah diunggah oleh rekan-rekannya sesama redaktur. Mengkritisi yang perlu dikritisi. Mengoreksi ejaan yang salah. Tidak jarang pula mengkritisi wartawan yang nakal. Karena itulah, ia dijuluki sebagai hansipnya redaktur.
Setelah itu, ia berselancar ke dunia lain. Berita-berita internasional tidak luput dari perhatiannya. Saat itulah ia menemukan artikel yang ditulis Berthelsen. Rabu (12/9) setelah Subuh sang redaktur menterjemahkan artikel tersebut. Setelah sebelumnya, ia berbagi tugas dengan reporter di grup WA untuk mengkonfirmasikannya ke pihak-pihak terkait.
Tetapi, saat menjelang dan setelah Subuh tentu tidak mudah untuk mendapatkan konfirmasi. Mungkin narasumber juga masih terlelap. Kalau pun tidak, juga belum tentu mau mengangkat telponnya hanya sekedar untuk diwawancarai. Namun, karakter media online berbeda dengan media cetak. Berita konfirmasi bisa disusulkan, dan ditautkan dengan berita sebelumnya. Sehingga tidak terpisahkan.