Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Bangsa Tempe

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Selasa, 22 Februari 2022 – 11:08 WIB
Bangsa Tempe - JPNN.COM
Santri di Pondok Pesantren Sirajussaadah, Depok, Jawa Barat, mengolah biji kedelai guna membuat tempe. Dalam sehari, pondok pesantren itu bisa mengolah dua kuintal kedelai dan membuat tempe yang dijual Rp 6.000 per bungkus. Foto: Ricardo/JPNN.com

Kedelai sebagai bahan baku tempe tiba-tiba menjadi komoditas yang mahal yang harganya tidak terjangkau. Kedelai yang di masa lalu bisa kita produksi sendiri untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, sekarang harus kita impor dari pasar internasional.

Sebutan bangsa tempe yang dibuat oleh Bung Karno terasa sangat ironis sekarang. Rasanya kita ini memang bangsa tempe yang lembek, yang terus-menerus menjadi korban hegemoni. (*)

Simak! Video Pilihan Redaksi:

Sebutan bangsa tempe yang dibuat oleh Bung Karno terasa sangat ironis sekarang. Rasanya kita ini memang bangsa tempe yang lembek.

Redaktur : Adek
Reporter : Cak Abror

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close