BBA: Banyumas, Penentu Suara Banteng di Pilpres 2019
Bambang Aji mengungkapkan, dalam tiga Pilkada terakhir pada tahun 2003 melalui pemilihan oleh DPRD, PDIP hanya mendapat 19 suara dari 45 dan itu kalah, dimana bandul kemenangan itu ditentukan oleh NU.
“Pada 2008 PDIP kalah lagi, dimana yang menang PKB, artinya NU solid, dan Pilkada 2013 ketika itu ada komunikasi politik kurang cantik yang dilakukan Pak Marjoko (Bupati 2008-2013) waktu itu, sehingga NU tidak mendukung Pak Marjoko dan kemudian PKB membuat calonnya sendiri di last minute membuat keputusan, itu tetap bandul penentunya NU. Kalau saja NU itu mendukung Marjoko yang didukung PDIP Achmad Husein (petahana 2013) pasti tidak akan menang,” papar pria yang dikenal dekat Presiden Joko Widodo itu.
“Sehingga dari hal itu, PDIP menurut saya tidak boleh terlalu percaya diri, apalagi jangan lupa PDIP di Banyumas itu (dinominasi) oleh eks PNI, dan kebetulan saya ini anak dari salah satu pendiri PNI, dan sekarang saya maju didukung NU terutama yang berada di PKB, dan saya pun yakin sebentar lagi mendapat dukungan PPP,” ujarnya.
“Artinya, saya sudah mengantongi dominan NU, meski hitam diatas putih belum (diberikan), tapi saya pastikan dukungan itu akan ke saya,” saran Bambang Aji menggaransi partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu.
Oleh karenanya, menurut dia, bila kemudian partai nasionalis dan partai nahdyin mendukungnya secara solid di Pilkada Banyumas nanti, tentunya secara hitungan politik akan sangat mudah memenangkan kontestasi tersebut, ketimbang bila tidak ada dukungan atau mendapat salah satu dukungan saja.
“Sehingga kalau mau ‘aman’ itu sebenarnya nasionalis nahdyin, PDIP dan PKB juga PPP jadi satu dukungan, sehingga siapa pun lawannya akan cenderung lebih mudah,” pungkas bakal calon Bupati Banyumas 2018 tersebut.(fri/jpnn)