Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Cabai di Magetan Dikabarkan Terserang Penyakit, Tim POPT Langsung Turun Tangan

Selasa, 02 Juli 2019 – 11:22 WIB
Cabai di Magetan Dikabarkan Terserang Penyakit, Tim POPT Langsung Turun Tangan - JPNN.COM
Lahan cabai di Desa Nitikan dan Pacalan Kecamatan Plaosan Magetan. Foto dok Kementan

jpnn.com, MAGETAN - Para petani cabai di Desa Nitikan dan Pacalan Kecamatan Plaosan Magetan akhirnya bisa bernafas lega. Hal ini berkat kesigapan tim yang diterjunkan Direktorat Jenderal (Ditjen) Hortikultura Kementan, bersama Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Timur, Dinas Pertanian Magetan, Petugas Pengawas Organisme Pengganggu Tanaman (POPT) dan PPL setempat, berhasil mengidentifikasi akar penyebab serangan penyakit terhadap tanaman cabai di daerah tersebut.

"Arahan Pak Mentan Amran memang kita semua harus gerak cepat terjun lapangan, sigap ke petani, kapanpun dan dimanapun, karena petani kerja juga tidak kenal hari libur," ujar Direktur Sayuran dan Tanaman Obat Hortikultura, Moh Ismail Wahab di Jakarta, Selasa (2/7).

Sementara itu, Sujono, ketua kelompoktani Niti Mulyo mengakui, para petani di daerahnya banyak yang mempraktikkan cara membuahkan kembali tanaman cabai yang sudah tua. Harapan cabai bisa berbuah kembali dengan biaya yang minimal dengan prediksi ada hujan.

BACA JUGA: Dianggap Sebagai Kompor Terkait Pernyataan Galih Ginanjar, Rey Utami Bilang Gini

"Lha itu lahan dari tanaman cabai sudah tua, apkir, hanya sekitar 3 ribuan meter. Wajar kalau kena jamur dan beluk. Lagipula tanaman memang mau dibongkar dan akan ditanamai lagi. Wong sudah panen 13 sampai 21 kali," ujarnya.

Sujono menyayangkan pemberitaan sebelumnya yang tidak sesuai fakta. Padahal lahan terserang tersebut, luasnya sempit yakni hanya ribuan meter saja, terserang karena tanaman apkir.

"Yang diberitakan itu tidak jelas, lahan tanaman siapa, yang diwawancara juga beda, yang masuk berita nama petani juga beda," kata Sujono.

Perlu diketahui, dalam pemberitaan dan medsos kemarin, tertulis nama petaninya Tukiran, padahal yang benar petani yg diwawancarai bernama Sarkan. Padahal, Sarkan bukan petani tapi pekerja di lahan milik orang lain.

Sujono menyayangkan pemberitaan sebelumnya yang tidak sesuai fakta. Padahal lahan terserang penyakit tersebut, luasnya sempit yakni hanya ribuan meter saja, terserang karena tanaman apkir.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

BERITA LAINNYA
X Close