Cerita Bocah 5 Tahun yang Selamat dari Puting Beliung Bogor
Kholid semakin khawatir saat benda-benda berukuran berat mulai bertebaran di sekelilingnya. Dia tak bisa menyebut benda apa saja yang terbang.
Saat itulah dia menyadari sedang berada di dalam pusaran angin puting beliung. Tubuhnya sempat jatuh dan terseok untuk menghindari empasan angin yang sangat kuat.
Di saat-saat kalut dan panik itu, benda-benda tajam seperti serpihan kaca dan bekas material kecil yang berputar terbawa angin mengitari sekeliling anak dan bapak itu. Tak ada lagi pilihan bagi Kholid selain memeluk anak dan berusaha melindunginya dari hantaman benda-benda tajam.
“Nih liat punggung saya,” kata Kholid sambil membuka baju kaus berwarna merah tua yang dia kenakan. Tampak jelas di punggungnya luka lebam, baret, dan bekas seperti sayatan berwarna merah.
Luka itu adalah hajaran benda-benda tajam yang mengarah ke badannya saat melindungi anak. Dia diam di pinggir rel kereta sambil memeluk anak. Sementara angin bertiup kencang di sekelilingnya.
Kholid yang susah payah menjadikan badannya benteng untuk Faisal, rupanya masih belum cukup. Satu benda keras yang diduga serpihan asbes tajam tiba-tiba menghantam pipi Faisal. Dia menangis dalam kepanikan angin yang kian mengganas. Seketika pipinya berdarah merah. Darah segar itu pun larut bersama hujan yang tak berhenti.
“Kalau cuma angin, saya masih bisa paksakan bertahan. Yang jadi masalah benda-benda tajamnya itu ikut juga terbang. Saya pasrah. Istri saya kebetulan sedang di luar sama anak saya yang pertama,” ujarnya.
Kholid masih bersyukur sebab dia selamat. “Saya langsung bawa Faisal ke dokter. Rumah saya juga atapnya bertebaran,” tambahnya.