Dunia Apresiasi Langkah Koreksi Pemerintahan Jokowi
jpnn.com, YOGYAKARTA - Keberhasilan pengendalian kebakaran hutan dan lahan (karhutla), turunnya angka deforestasi, dan berbagai langkah koreksi yang dilakukan pemerintahan Presiden Joko Widodo, telah menempatkan Indonesia sebagai contoh bagi negara lainnya di dunia dalam mengelola hutan hujan tropis.
Apresiasi atas keberhasilan Indonesia itu disampaikan Menteri Lingkungan Hidup dan Energi Australia, Josh Frydenberg saat menjadi pembicara pada pembukaan Konferensi Tingkat Tinggi Hutan Hujan Asia Pasifik (KTT APRS) ke-3 di Yogyakarta.
''Indonesia telah melakukan pekerjaan terbaik, membawa negara-negara satu kawasan menjaga hutan yang semakin kritis dan menjalankan perjanjian Paris dengan penuh komitmen. Secara pribadi saya ucapkan terimakasih,'' ujar Frydenberg.
Konferensi yang berlangsung dari 23-25 April ini digelar untuk mendukung Perjanjian Perubahan Iklim Paris, serta mendorong pengurangan emisi gas rumah kaca dari deforestasi dan degradasi hutan di kawasan Asia Pasifik.
Pertemuan yang mengangkat tema 'Melindungi Hutan dan Masyarakat, Mendukung Pertumbuhan Ekonomi', akan berlangsung hingga 25 April mendatang.
Delegasi dari sekitar 20 negara pemilik hutan hujan tropis di Asia-Pasifik, hadir membahas arah kebijakan pelestarian hutan hujan tropis dunia.
Hutan hujan tropis terbentang seluas 740 juta Ha sepanjang Asia-Pasifik, dan berkontribusi penting memberi kehidupan bagi sekitar 450 juta manusia di dunia.
Hadir sebagai tuan rumah sekaligus pembicara kunci, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya mengatakan hutan Indonesia memberi kontribusi sebesar 17,2% dari target NDC, yaitu mengurangi 29% emisi Gas Rumah Kaca (GRK) pada 2030.
Untuk mencapai target tersebut, pemerintahan Presiden Jokowi telah melakukan berbagai langkah koreksi dalam penyelamatan hutan hujan tropis, dan memegang penuh komitmen pada perjanjian Paris.