EIGER Gelar Kompetisi Panjat Dinding untuk Mapala se-Jawa Timur, Pesertanya Membeludak
Galih Donikara, penanggung jawab EIGER Speed Climbing Competition mengatakan, di Indofest Surabaya EIGER mengajak Mapala se-Jatim untuk kembali melahirkan atlet panjat Indonesia dari organisasi Mapala.
“Karena olahraga ini semakin dekat dengan masyarakat, atlet panjat Indonesia lahir dari banyak jalur, bahkan di tempat gym saja sekarang ada papan panjat. Lewat lomba panjat antara Mapala se-Jatim ini, kami ingin mengembalikan ruh itu, bahwa Mapala bisa menciptakan atlet panjat hebat,” ungkap Galih Donikara.
Menjelang sore, babak final berlangsung ketat. Jarak waktu yang tercatat di papan penghitung, hanya berjarak beberapa detik antar pemanjat.
Dari kategori speed classic putra dan speed classic putri yang dilombakan, muncul masing-masing tiga nama finalis.
“Masuk final enggak nyangka banget. Padahal persiapan kami baru sebentar. Padahal ini juga bukan jadi hobi saya. Pas jadi mahasiswa baru coba masuk Mapala, coba panjat, eh kok ketagihan, daftar lomba kok malah masuk final,” kata Dwi Deska Wulandari, Mahasiswi asal IAIN Ponorogo yang terpilih hingga fase final, dan akhirnya mendapat podium juara tiga.
Galih Donikara mengatakan, laga final yang seru menghadirkan tiga atlet panjat laki-laki.
Usianya masih hitungan 19 dan 20 tahun, tetapi kecepatan dan ketangguhan pemanjat profesional sudah tampak.
“Juara satu dari kategori laki-laki akhirnya dimenangkan oleh Krisna Saputra Hidayat dari Impafe (Ikatan Mahasiswa Pecinta Alam Fakultas Ekonomi) Universitas Panca Marga Proboliggo. Sementara juara dua dari kategori perempuan dimenangkan oleh Sheila Kartikaning Anggraeni asal dari MUPALAS Universitas Muhammadiyah Surabaya,” ujar Galih.