Gus Miek, Gus Miftah, Dorce Gamalama, dan Khalid Basalamah
Oleh Dhimam Abror DjuraidSebelum meninggal, Dorce sakit berkepanjangan sampai membuatnya miskin dan tidak mampu membayar biaya pengobatan. Dorce sampai harus menulis surat kepada Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri untuk meminta bantuan biaya pengobatan.
Status Dorce sebagai transgender menjadi perdebatan dan kontroversi. Ketika dia berwasiat supaya dipulasara dan dimakamkan sebagai perempuan, hal itu pun menimbulkan pro dan kontra.
Sepanjang kariernya, Dorce menghadapi kontroversi itu dengn caranya yang khas, tatag atau kekeh berpendirian, dan penuh humor.
Sebuah anekdot diceritakan oleh Dorce. Suatu hari dia berkencan dengan seorang bule.
Setelah berkencan, sang bule memberinya sejumlah uang dalam bentuk mata uang asing. Dorce senang bukan kepalang.
Namun, begitu dia mau tukarkan uang asing itu di money changer, ternyata dolarnya palsu. Dorce pun balik dan protes ke si bule.
"Mister, mengapa saya dikasih uang palsu?’’ kata Dorce. Si bule menjawab, "You juga perempuan palsu…’’
Dorce menyikapi persoalan eksistensial dengan humor. Kata Arthur Schopenhauer, humor adalah kualitas ilahiah yang ada pada diri manusia.