Gus Nabil: Jangan Mengimpor Persoalan Suriah dan Timur Tengah ke Indonesia
jpnn.com, JAKARTA - Anggota DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan Muchamad Nabil Haroen menanggapi aksi demonstrasi terkait RUU HIP yang berujung pada pembakaran bendera PDI Perjuangan dan upaya mendelegitimasi Bung Karno.
Gus Nabil demikian sapaan Nabil Haroen itu, mengingatkan jangan sampai ada upaya memecah belah bangsa dan mengadu domba umat Islam dengan kelompok nasionalis. Bendera itu simbol kehormatan dan jati diri.
“Saya yakin orang-orang yang melakukan aksi provokasi itulah yang membawa bendera PKI dan membakarnya bersama bendera PDI Perjuangan itulah yang memiliki aksi tersembunyi. Pihak kepolisian harus berani menangkap para provokator tersebut,” tegas Gus Nabil dalam keterangan persnya, Senin (29/6).
Menurut Gus Nabil, Nahdliyyin dan kelompok Soekarnois itu saudara. Keduanya sama-sama berjuang mendirikan Republik Indonesia.
“Karena itulah mengapa Bung Karno sangat dekat dengan NU, demikian halnya PDI Perjuangan. Bung Karno juga mendapat pengukuhan dari NU sebagai waliyyul amri ad-dharuri bis-syaukah. Yakni, pemimpin negara di masa transisi yang punya legitimasi untuk memimpin bangsa,” katanya.
Menurutnya, Bung Karno juga dikukuhkan sebagai Pahlawan Islam melalui Konferensi Islam Asia Afrika pada 6-14 Maret 1965 di Bandung. Tanpa dukungan, Bung Karno tidak akan ditemukan makam Imam Buchori di kawasan Uzbekistan, yang saat itu berada di wilayah Soviet yang dipimpin Nikita Krushchev.
Bung Karno banyak membantu kemerdekaan bangsa Islam seperti Aljazair, Palestina, dan kemudian juga pembela kemerdekaan Pakistan. Jadi jangan sampai ada yang memutar balikkan sejarah.
“Kalau mereka terus memecah belah bangsa, mereka melawan demokrasi dan konsesus kebangsaan, harus ada tindakan tegas melawan itu,” katanya.