Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com
Oleh : Dr. David Rizar Nugroho, MSi Jemaah Haji Kloter 56 Kabupaten Bogor

Haji (Tak) Ramah Lansia

Kamis, 20 Juni 2024 – 06:56 WIB
Haji (Tak) Ramah Lansia - JPNN.COM
Dr. David Rizar Nugroho, MSi. Foto: dokumentasi pribadi

Saya punya persoalan disabilitas sehingga membatasi ke toilet. Di hari ketiga saya baru ke toilet cuma mau pipis doang. Saya jalan pakai tongkat dong menuju toiliet pria sebelah kiri paling ujung karena itu toilet khusus buat penyandang disabilitas. Apa yang terjadi, separuh toilet pria “dibajak” ibu-ibu. Karena toilet yang perempuan sangat full antrian ibu-ibu nekat dong masuk ke toilet laki laki dan menguasainya separuh.

Toilet disabilitas pun “dijajah”, dong. Saya tanya kenapa ibu masuk toilet disabilitas? Ibu cacat atau gimana? Enggak, mas, saya sudah kebelet BAB dan enggak bisa kalau BAB enggak toilet duduk. Saya pun terdiam dan ingat almarhum ibu saya yang tahun 2016 berangkat haji mungkin dulu mau BAB juga begitu kondisinya.

Saya perhatikan yang membajak toilet pria ini rata-rata ibu di atas 50 tahun. Enggak ada yang muda sama sekali. Waktu daftar mungkin di usia 40 tahunan dan berangkat sekarang.

Akhirnya hari itu saya pipis di toilet jongkok amanlah. Besoknya saya datang lagi buat pipis doang kondisinya sama separuh toilet pria di bajak ibu-ibu lagi, yang ngantre di toilet disabilitas juga makin banyak kali ini benaran penderita disabilitas yang antre.

Saya menuju ke separuh toilet pria bareng laki-laki ngantre. Saya masuk baru buka resleting, saya lihat ada pembalut wanita berserakan. Enggak jadi saya pipis karena geli saya lihat enggak tempat sampah di dalam toilet itu. Jadi, botol-botol Aqua pun berserakan. Coba anda cerna: kita lagi ibadah, tetapi, urusan toilet kayak berlaku hukum rimba. Dibuat ini wc perempuan ini wc pria ada tujuannya.

Lalu ketika perkakas perempuan dibiarkan begitu saja di wc pria ini mau kita anggap biasa-biasa aja. Halo, ini bukan konser musik, bro, yang bisa pipis di botol Aqua. Ini lagi ibadah ritual suci, tetapi, itu tidak tergambar sama sekali dalam pengelolaan toilet? Salah siapa, ya? Saya tunjuk hidung Kemenag saja.

Anda Kemenag punya program Haji Ramah Lansia. P O A C-nya gimana? Kita bisa mulai, kan, dari toilet? Apakah Anda mengecek kualitas toilet di Arafah, Muzdafalifh, dan Mina? Untuk katakan satu maktab butuh berapa toilet? Model yang ramah lansia kayak apa? Faktanya Anda kasih wc jongkok untuk lansia.

Soal wc ini adalah hal yang mendasar karena menyangkut hajat hidup orang banyak.

Kementerian Agama mengampanyekan program Haji Ramah Lansia 2024. Keren, sih, kampanyenya, tetapi, tidak sesuai di lapangan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

BERITA LAINNYA