Ke Iran setelah 30 Tahun Diembargo Amerika (3)
Tahan Banting dengan Tradisi Keilmuan dan BazariRabu, 11 Mei 2011 – 16:56 WIB
Subsidi pun dia hapus. Harga-harga merangkak naik. Ahmadinejad tidak takut tidak populer karena ini memang sudah masa jabatannya yang kedua, yang tidak mungkin bisa maju lagi menjadi presiden. Bahwa kini Iran memilih jalan ekonomi pasar sungguh mengejutkan. Alasannya pun ”sangat ekonomi”: untuk meningkatkan produktivitas nasional dan keadilan sosial. Subsidi (subsidi BBM tahun lalu mencapai USD 84 juta), menurut pemerintah, lebih banyak jatuh kepada orang kaya.
Karena itu, daripada anggaran dialokasikan untuk subsidi, lebih baik langsung diarahkan untuk golongan yang berhak. Pemikiran reformasi ekonomi seperti itulah yang tidak ada di negara-negara lain yang diisolasi Amerika Serikat. Inilah juga faktor yang membuat Iran tidak akan tertinggal seperti Burma, Kuba, atau Libya. Dengan bendera sebagai negara Islam pun Iran tetap menjunjung tinggi ilmu ekonomi yang benar.
Tradisi keilmuan di Iran, termasuk ilmu ekonomi, memang sudah tinggi sejak zaman awal peradaban. Inilah salah satu bangsa tertua di dunia dengan peradaban Arya yang tinggi. Dalam situasi terjepit sekarang pun, tradisi keilmuan itu tetap menonjol. Iran kini tercatat sebagai satu di antara 15 negara yang mampu mengembangkan nanoteknologi.