Kisah Eks Warga Binaan Lapas Narkotika Yogyakarta: Hidup Seperti di Neraka, Penyiksaan jadi Makanan Sehari-hari
Mas Napi mengaku kapok dan bertekad tidak akan pernah kembali lagi ke sana.
Sampai sekarang dia trauma setiap kali mendengar suara pintu ditendang atau keributan saat malam hari.
Ingatannya langsung tertuju pada Lapas Narkotika Kelas II A Yogyakarta.
"Benar-benar seperti di neraka. Kalau masuk ke sana, seperti tidak ada harapan untuk keluar hidup-hidup. Pokoknya sudah pasrah," tutup Mas Napi mengakhiri kesaksiannya.
Setelah ketahuan, apa tindakan selanjutnya?
Saat konferensi pers rilis hasil investigasi, Ketua Tim Pemantauan dan Penyelidikan Komnas HAM Wahyu Pratama Tamba mengungkapkan sembilan tindakan penyiksaan dan kekerasan fisik terhadap warga binaan di Lapas Narkotika Kelas II A Yogyakarta.
Wahyu mengatakan telah terjadi praktik pemukulan, baik menggunakan tangan kosong maupun menggunakan alat, seperti selang, kabel, alat kelamin sapi, dan kayu. "Pencambukan menggunakan alat pecut dan penggaris, ditendang, dan diinjak-injak dengan menggunakan sepatu PDL," kata Wahyu Pratama.
Selain itu, lanjut dia, Komnas HAM juga mencatat delapan tindakan perlakuan buruk yang merendahkan martabat manusia, mulai dari memakan muntahan makanan, meminum dan mencuci muka menggunakan air seni, serta pencukuran atau penggundulan rambut dalam posisi telanjang.