Kisah Perjuangan di Balik Pembuatan Al-Qur’an Akbar di Palembang, Berawal Dari Mimpi
Opat mendapatkan gaji dan tunjangan.
“Nah, uang gaji dan tunjangan itulah saya gunakan untuk menyelesaikan pembuatan Al-Qur’an tanpa meminta sumbangan ke mana-mana lagi," jelasnya.
Seusai pembuatan ukiran Al-Qur’an itu tuntas, Opat langsung menyerahkan kepada pihak Masjid Agung Palembang.
Tujuannya supaya Al-Qur’an yang telah dibuat itu diperiksa para ulama.
“Butuh waktu dua tahun bagi para ulama untuk mengevaluasi sampai akhirnya Al-Qur’an Akbar dinyatakan isinya sudah benar semua dan tidak ada kesalahan," terangnya.
Tak berhenti sampai di sana, pada 2009 Syofwatillah dicalonkan sebagai anggota DPR-RI dan terpilih.
Ustad Opat pun membangun Al-Qur’an Akbar menjadi seperti sekarang.
"Uang dari gaji DPR-RI itu saya gunakan untuk membangun rangkaian Al-Qur’an seperti sekarang yang menelan biaya sebesar lebih kurang 1,5 miliar,” katanya.