Koreksi Misbakhun untuk Cara Pemerintah Atasi Krisis Ekonomi Akibat Pandemi
Seharusnya jika pemerintah mau menggenjot konsumsi, kata Misbakhun, kelas menengah juga mesti dibantu. “Kelas menengah yang baru turun kelas diatasi dengan apa, padahal mereka ini agresif dalam konsumsi,” katanya pula.
Oleh karena karena itu, mantan pegawai Direktorat Jenderal Pajak Kemenkeu tersebut menyebut pemerintah melakukan mismatch in policy atau ketidakcocokan dalam kebijakan. Sebab, bantuan sosial yang digelontorkan untuk masyarakat miskin dan sangat miskin tak serta-merta meningkatkan konsumsi dan daya beli.
“Apakah itu cukup mengangkat daya beli kita. Kompleksitas persoalan belum diselesaikan dengan kompleksitas tawaran solusinya,” katanya lagi.
Misbakhun menegaskan masalah pemerintah saat ini adalah keterbatasan uang. Ia berpandangan, selama ini pemerintah hanya mengandalkan utang ketika menghadapi keterbatasan dana.
“Pemerintah jurusnya hanya satu utang, tetapi uang dari siapa. Berapa biayanya,” kata dia mempertanyakannya.
Oleh karena itu, Misbakhun menawarkan kebijakan pelonggaran kuantitatif atau quantitative easing (QE) dalam bentuk cetak uang. “Saya sejak awal bicara soal cetak uang, quantitative easing,” ujarnya lagi.
Namun, menurut dia, pemerintah tak menggubris tawaran itu. “Pemerintah kan mazhabnya bukan yang menyetujui cetak uang dengan alasan berbeda currency dengan Amerika, tetapi kan negara lain melakukannya,” ujar dia pula.(antara/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi: