Kualitas Pendidikan di SMA/SMK Terancam Merosot
“Banyak kegiatan ke luar kota, seperti lomba dan olimpiade, kami kembalikan kepada orangtua. Kalau orangtua mampu memberangkatkan ya mereka berangkat ikut lomba,” imbuhnya.
Hal ini akhirnya menjadi kendala bagi anak dari orangtua yang kurang mampu. Padahal, kata dia, jika beban biaya tersebut ditanggung bersama antara pemerintah dan masyarakat, maka anak dari keluarga yang kurang mampu pun bisa dibantu.
Tak hanya lomba, kegiatan ekstrakurikuler juga ditiadakan. Termasuk kegiatan-kegiatan yang sifatnya penunjang pendidikan primer.
Padahal, kegiatan tersebut justru menjadi nilai lebih untuk meningkatkan mutu pendidikan tersebut. Sehingga siswa tak hanya pandai, tapi juga memiliki karakter.
Dia berharap untuk tahun ajaran 2018-2019 mendatang Pemprov Kaltim segera menyiapkan payung hukum terkait partisipasi masyarakat dalam biaya pendidikan.
Jika dihitung, kekurangan biaya mencapai Rp 2,5 juta per siswa per tahun. Artinya, per bulan iuran orangtua sekitar Rp 200 ribu, jika dipukul rata.
“Tentunya tidak akan diterapkan sama rata. Teknisnya bisa ada subsidi silang. Yang mampu membayar lebih, yang kurang mampu bisa lebih murah bahkan gratis,” pungkasnya. (rsh2/k18)