Membumikan Pancasila Dalam Kehidupan Berbangsa
Oleh I Wayan Sudirta – Anggota DPR RI dan Wakil Kepala Sekolah Partai PDI PerjuanganHal ini menyebabkan makin sulitnya kompromi dan upaya-upaya perbaikan hubungan di antara peradaban dalam kerangka kultural dibandingkan upaya mengompromikan karateristik dan perbedaan politik serta ekonomi.
Keenam, regionalisme ekonomi makin meningkat.
“Peringatan” Huntington tersebut, menjadi kredit tersendiri dalam konteks memahami kondisi masyarakat Indonesia saat ini. Bagaimana memahami kegaduhan politik yang marak belakangan ini, terutama dalam konteks hubungan paradoks negara-masyarakat.
Kemunculan aksi-aksi ketidakpuasan yang berujung konflik secara hipotesis dapat dibaca sebagai wujud resistensi agresif dari kelompok-kelompok masyarakat yang “terpinggirkan”.
Berangkat dari pemahaman tersebut, Pancasila sebagai landasan berbangsa dan bernegara memiliki peluang untuk menemukan dan menyegarkan kembali jiwa bangsa di tengah-tengah persoalan berbangsa dan bernegara dan derasnya arus globalisasi.
Perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat memungkinkan terjadinya perang ideologi dan budaya berjalan dengan sistematis, terstruktur, dan masif, tanpa disadari oleh masyarakat Indonesia.
Sebagai karya budaya, Pancasila tidak mungkin dipahami secara mendalam hanya dengan membaca secara tekstual dan parsial.
Diperlukan pedoman dan pemahaman serta artikulasi penggalian nilai-nilai Pancasila dengan budaya lokal (daerah).