Menilai Sirkulasi Elite Partai Politik Sejak Era Reformasi
Oleh: Juliaman SaragihPada Kongres V PDIP di Bali, pada tanggal 8 Agustus 2019, secara aklamasi mengukuhkan Megawati Soekarnoputri sebagai ketua umum PDIP untuk periode 2019-2024. Kongres ini dipercepat dari jadwal yang seharusnya dilaksanakan pada bulan April tahun 2020.
Dengan demikian Megawati Soekarnoputri sudah menjabat sebagai Ketua Umum PDIP sejak tahun 1999. Artinya, sudah menahkodai PDIP selama 20 tahun.
2. Golongan Karya (Golkar)
Partai Golkar bermula dengan berdirinya Sekber Golkar pada masa-masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno, tepatnya 1964, oleh Angkatan Darat, untuk menandingi pengaruh Partai Komunis Indonesia dalam kehidupan politik. Dalam perkembangannya, Sekber Golkar berubah wujud menjadi Golongan Karya dan menjadi salah satu organisasi peserta Pemilu.
Sejak berdirinya partai Golkar hingga saat ini ada 11 (sebelas) ketua umum yang terpilih. Ada terpilih selama 2 (dua) periode, 1 (satu) periode, bahkan ada yang memimpin kurang dari 2 (dua) tahun karena terlibat dalam kasus korupsi.
Sejak era reformasi 1998, ada 5 (lima) ketua umum yang dihasilkan oleh Golkar, yakni: Akbar Tanjung (1998-2004), selanjutnya Jusuf Kalla (2004-2009), Aburizal Bakrie (2009-2016), Setya Novanto (2016-2017), hingga Airlangga Hartanto, 2017- sekarang.
Rotasi kepemimpinan elit partai Golkar terjadi secara demokratis. Tidak ada dominasi kepemimpinan yang terjadi pada figur-figur tertentu. Setiap periode selalu lahir kepemimpinan yang baru. Sirkulasi elit ini menunjukan bahwa secara procedural, partai Golkar telah beradaptasi dengan lingkungan demokrasi.