Menteri Teten Ajak UMKM Manfaatkan Fasilitas GSP Ekspor ke AS
Menkop UKM Teten Masduki berharap fasilitas ini dimanfaatkan sebagai peluang mengingat saat ini harga komoditas China menjadi tidak kompetitif di pasar AS, karena adanya penerapan tarif impor dari AS, sehingga volume komoditas yang berasal dari China berkurang.
Di samping itu, AS memiliki potensi pasar yang besar sebagai salah satu ekonomi terbesar di dunia (tercatat pada 2020 mencapai 22,34 triliun dolar AS) dengan konsumsi domestik masyarakat AS yang sangat besar, dan daya beli tinggi (GDP perkapita 53.240 dolar AS).
Teten menyebutkan, diperpanjangnya fasilitas GSP oleh AS untuk Indonesia merupakan berkah besar di saat ekonomi sulit sekarang ini.
"Apalagi produk-produk yang mendapat fasilitas GSP berasal dari kelompok produk yang banyak menyerap tenaga kerja dan bisa diproduksi oleh para UKM di Indonesia,” kata Teten.
Karena itu pihaknya akan memberikan dukungan fasilitasi dan sertifikasi internasional (termasuk sertifikasi produk oleh FDA dan Kementerian Pertanian AS), pendampingan, serta insentif bagi UKM yang produknya masuk GSP agar mampu mengekspor ke AS.
Dukungan itu antara lain diberikan untuk produk kayu, perhiasan, mainan anak, wig dan bulu mata, furniture, alas kaki, serta hortikultura, kopi, teh, cokelat, rempah, dan sayur-sayuran organik.
Pihaknya juga mendorong usaha besar yang bermitra dengan KUKM yang produknya masuk GSP agar melakukan ekspor ke AS, serta membuka peluang masuknya investor AS untuk bermitra dengan UKM di bidang manufaktur, distribusi, dan marketing.
Menteri Teten mengatakan, ke depan perlu diusulkan tambahan jenis produk yang memperoleh GSP, khususnya produk yang diproduksi UKM.