Misalkan Burung-burung Kota Melbourne 'Terbang' ke Gorontalo
Selain di Melbourne, kami juga mendatangi Canberra, ibukota Australia, dan wilayah di Albury-Wodonga. Sebelumnya dalam benak saya, ibukota Australia adalah Sydney. Beruntung saya cepat sadar.
Dari bandara Tullamarine, Melbourne, menuju Quest Apartemen, tempat saya menginap hanya sekitar 45 menit. Sepanjang perjalanan, saya melihat begitu banyak taman atau ruang terbuka hijau. Sesuatu yang kini mulai digalakan di tempat saya dan diembel-embeli dengan dua kata; smart city! Saya penasaran ingin melihat langsung bagaimana model taman-taman yang ada di kota Melbourne.
Maka tidak lama setelah memasukan semua barang-barang di apartemen, saya langsung hunting ke Argyle Park. Tamannya sangat indah. Pohon dengan daun-daun berwarna kuning menghiasai taman. Sebentar lagi musim gugur pergi dan berganti musim dingin. Taman juga bersih. Di beberapa sudut, terdapat dua tempat sampah khusus untuk daur ulang.
Sulit mencari sampah berserakan di taman ini. Bahkan saya pernah melihat, seorang pria dengan anjing peliharaannya. Ketika anjingnya berak di taman, kotoran anjing langsung di pungut pakai plastik dan disimpan di tas kecilnya. Ia lalu duduk di kursi taman. Saya tak tahu apakah kemudian ia mencari tempat sampah untuk membuang kotoran itu atau ada tempat khusus untuk kotoran anjing.
Di taman ini, anak-anak bermain tanpa rasa takut. Selain itu, saya melihat ada beberapa orang seperti sedang mengerjakan sesuatu menggunakan labtop. Saya menduga mereka adalah mahasiswa. Sebab University of Melbourne, kampus terbaik di kota ini, juga tak jauh dari sini.
Di taman seperti ini, semua aktifitas dilakukan. Orang bisa berkumpul bersama keluarga, gelar tikar, bermain bersama binatang peliharaan, atau pacaran sekalipun di taman. Burung-burung pun akan ikut berkumpul bersama. Ada banyak jenis burung selain gagak hitam dan burung mirip belibis. Padahal, ini bukan penangkaran burung.
Kalau di Gorontalo, saya yakin ketika melihat burung banyak seperti ini, pasti sudah ditangkap dijadikan peliharaan atau malah dimasak. Tapi saya tidak sendirian berpikir seperti itu. Seorang kawan dari Timor Leste, Joanico Guiterez, mengungkapkan hal yang sama.
“Di Timor Leste juga begitu, bro. Kalau ada burung-burung seperti ini pasti langsung ditangkap,” katanya. Saya pun langsung tertawa.