Misalkan Burung-burung Kota Melbourne 'Terbang' ke Gorontalo
Di taman saya juga melihat ada air ledeng. Airnya ternyata bisa diminum langsung. Tanpa ada rasa takut sakit perut atau khawatir kena diare. Di Melbourne tidak sulit mendapatkan air minum. Baik di taman, di rumah atau di tempat publik lainnya, semua air kran bisa diminum langsung. Pemandangan ini saya lihat di taman yang ada di Melbourne Museum. Airnya dikonsumsi oleh siapa saja, anak maupun orang dewasa. Kalau ada yang merasa perutnya bermasalah dengan air kran, bisa menggugat ke pemerintah setempat.
Namun soal air ini, pemerintah setempat punya kebijakan yang unik. Kata Natalia Gould, Project Officer di Asia Pacific Journalism Centre (APJC), pemerintah federal sangat menghargai air jangan sampai ada pemborosan. Salah satunya adalah kebijkan melarang orang menyiram bunga di jam-jam tertentu, misalkan dari jam 8 pagi sampai jam 11 siang.
Pohon-pohon besar tumbuh tidak hanya di taman. Tapi juga bisa ada di pinggir jalan umum. Pohon ini saya perhatikan daunnya mirip dengan daun yang ada pada bendera Canada. Pohonnya besar dan rindang. Secara otomatis, burung banyak bertengger di sini. Kalau di Gorontalo, pohon yang ada di pinggir jalan utama ditebang karena proyek pelebaran jalan. Kalau musim kemarau, bisa dibayangkan bagaimana panasnya Gorontalo yang dilintasi garis khatulistiwa itu.
Selain itu, pemandangan pohon-pohon besar juga nampak di pasar. Seperti di Queen Victoria Market, semacam pasar tradisional atau mirip kaki lima di Indonesia. Di pasar ini, selain ramai oleh transaksi penjual dan pembeli, juga ramai oleh burung-burung.
Awalnya, ketika pertama datang di taman Argyle Park, saya menduga burung gagak hitam yang suka berteriak-teriak itu hanya kebetulan bertengger atau nyasar saja. Namun setelah melihat banyak burung gagak di pasar Queen Victoria Market dan di depan tempat tinggal saya di Quest Apartemen, saya langsung hakul yakin bahwa burung apa saja punya kebebasan untuk hidup di sini, layaknya manusia.
Kawasan Lygon Street, Melbourne.
Kalau di Gorontalo, saya nyaris tak pernah melihat burung gagak berada di tengah kota atau di tempat umum. Saya lebih sering melihat burung gagak hitam ini di kampung di pinggiran gunung atau hutan. Kalaupun ia hadir di tengah masyarakat, maka burung gagak ini dianggap membawa kabar kurang sedap, misalkan; ada keluarga yang meninggal.