Oh, Pak Ganjar Pranowo Pernah Pingsan karena Ngebut saat Bersepeda
Ganjar bersepeda lagi ketika kuliah. Dia mendapat pinjaman dari teman. ”Sepeda itu sudah dikasih ke saya dan sekarang disimpan juga di rumah ini,” ucap Ganjar.
Lulus kuliah, Ganjar kembali jarang sepedaan. Hingga muncul tren sepeda lipat, dia pun tergoda untuk membeli sekitar 2010. Meski tidak rutin, sesekali kakinya kembali mengayuh sepeda. Semangat bersepeda menggebu lagi di periode awal dirinya menjabat gubernur.
”Waktu itu waton (asal) beli sepeda di simpang lima. Harganya Rp 3 juta. Rumangsaku (menurut saya, Red) apik,” papar alumnus Universitas Gadjah Mada (UGM) itu.
Dengan percaya diri Ganjar ngebut bersepeda di Semarang. Saat rute pulang dia menyusuri tanjakan. Ternyata tidak kuat hingga pingsan. Dalam kondisi antara sadar dan tidak, Ganjar dijemput mobil dinas. ”Ya, ternyata nggak kuat saat itu,” katanya tergelak.
Informasi gubernur hobi sepedaan sampai ke telinga komunitas sepeda di Semarang bernama Samba. Mereka lalu bertemu. Ganjar diajari naik sepeda yang benar. Dari mengayuh, bernapas, hingga memilih sepeda yang tepat untuk posturnya. ”Selama ini ternyata semua teknik saya salah,” akunya.
Kini Ganjar rutin bersepeda setiap Jumat, Sabtu, dan Minggu. Belajar teknik bersepeda tidak membutuhkan waktu lama. Ganjar menerangkan, orang yang tidak biasa bersepeda biasanya mengayuh dengan cepat dan napas yang berlebihan.
Yang benar menggunakan teknik penarikan napas panjang. ”Dengan cara ini ternyata nggak pingsan,” ujarnya.
Ganjar tak mau memaksa pegawainya menyukai hal yang sama. Dia pernah membuat kebijakan larangan menggunakan kendaraan pribadi setiap Jumat. Tujuannya, semakin banyak orang yang bersepeda atau jalan kaki.