Pak Amien, Berhentilah Dorong Hanafi Gantikan Taufik
jpnn.com, JAKARTA - Pengamat Politk Boni Hargens menilai, persepsi publik akan menjadi liar terhadap Amien Rais jika terus mendorong anaknya, Ahmad Hanafi Rais menjadi pimpinan DPR menggantikan Wakil Ketua Taufik Kurniawan, yang saat ini berstatus tersangka di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Misalnya, dapat saja muncul persepsi ketua Dewan Kehormatan PAN tersebut pihak yang menjerumuskan Taufik Kurniawan hingga terjerat kasus dugaan menerima hadiah atau janji dalam pengurusan Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk Kabupaten Kebumen pada APBN Perubahan 2016.
"Persepsi Amien Rais sengaja menjerumuskan Taufik akan sulit dihindari kalau Amien terus berambisi mendorong anaknya menjadi pimpinan DPR," ujar Boni di Jakarta, Minggu (4/11).
Persepsi lain kata Direktur Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) ini, Amien dapat saja dianggap otoriter, jika menentukan secara sepihak pengganti Taufik. Bahkan, tak tertutup kemungkinan PAN akan dituduh sebagai partai keluarga.
"Dulu, persepsi partai keluarga melekat di Partai Demokrat. Akibatnya, suara partai berlambang mercy itu anjok di Pemilu 2014. PAN bisa mengalami hal sama kalau Amien tetap berambisi mendorong anaknya menjadi pengganti Taufik," ucapnya.
Boni mendorong agar pengganti Taufik sebagai pimpinan DPR diputuskan melalui mekanisme demokratis internal partai. Taufik merupakan politikus PAN. Setalah ditetapkan sebagai tersangka, partai menonaktifkannya dari jabatan Wakil Ketua Umum.
"Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan harus mengundang rapat. Siapa yang disepakati melalui mekanisme demokratis partai, dialah menjadi pengganti Taufik. Bukan ditentukan sepihak oleh Amien Rais," kata Boni.
Boni menilai banyak kader PAN yang mumpuni menjadi Wakil Ketua DPR, menggantikan posisi Taufik Kurniawan. Salah satunya Mulfachri Harahap.