Pandemi Corona, Wanita di Serang Kelaparan 2 Hari, Hanya Minum Air, Akhirnya Meninggal
“Dari pihak puskesmas juga menyatakan lima menit sebelum nyampe sudah meninggal kemungkinan di jalan. Tapi yang jelas dokter dari Puskesmas Singandaru mengatakan bahwa ini bukan kasus Covid-19,” katanya.
Sementara itu, anggota DPRD Kota Serang Amanudin Toha saat bertakziah ke rumah Yuli mengatakan, kondisi ini menjadi peringatan bagi semuanya. Baik pemerintah dan masyarakat.
“Pemkot berkewajiban melakukan pendataan dan memantau warganya. Begitu pun warganya aktif memberikan informasi,” katanya.
“Saya berduka, semoga ini menjadi pelajaran bagi kita semua. Di tengah situasi pandemi Corona ini kita harus saling bahu membahu,” sambung Aminudin Toha.
Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Serang Poppy Nopriadi enggan mengaitkan meninggalnya Yuli dengan keterlambatan Pemkot Serang mengeluarkan Jaring Pengaman Sosial (JPS). Menurutnya, di tengah situasi seperti ini semua pihak, mulai dari tetangga, lingkungan, RT, RW, Kelurahan aktif memastikan lingkungannya.
“Dinsos setelah mendapatkan informasi langsung turun memberikan bantuan. Memang kondisi seperti ini butuh kesetiakawanan kita semua. Ke depan tentu semua masyarakat aktif memberikan informasi,” katanya.
Wali Kota Serang Syafrudin mengaku turut berduka cita salah satu warganya di tengah suasana pandemi Covid-19 meninggal dunia. Terlebih, banyak dalam pemberitaan media tidak makan selama dua hari. “Turut berduka cita ini warga saya. Kemudian lagi viral meninggal. Secara pribadi Pemkot Serang berduka,” katanya. (fdr/air/radarabanten)