Pandemi Covid-19 Tingkatkan Budaya Ngemil di Masyarakat
"Kami mendorong masyarakat agar bisa meraih manfaat baik camilan bagi tubuh dan juga pikiran," kata Khrisma.
Ditambahkan Rizky, survei The State of Snacking bertujuan untuk mempelajari kebiasaan konsumen dan menemukan berbagai pemahaman baru tentang peran camilan, baik fungsional maupun emosional, pada konsumen di Indonesia dan 11 negara lainnya.
Sementara itu, Psikolog & Co-founder Rumah Psikologi Tiga Generasi Saskhya Aulia Prima menjelaskan, kebutuhan makan camilan banyak muncul untuk meredam stres dan mencari kenyamanan yang dibutuhkan ketika jeda atau menyelesaikan pekerjaan, terutama bagi milenial dan Gen Z.
"Hal tersebut sangatlah mungkin, karena secara biologis perilaku makan atau ngemil dapat menyalakan reward sistem di otak yang menghasilkan hormon bahagia (dopamine),” kata Saskhya.
Dia menambahkan, dengan melakukan self reward seseorang akan merasa senang, sehingga bisa memotivasi diri untuk melakukan sesuatu dengan lebih baik lagi.
Namun sayangnya, banyak orang yang masih belum terlalu memahami bahwa self reward itu sesuatu yang perlu, tidak egois, tidak lari dari tanggung jawab, dan sebaliknya justru akan meningkatkan kinerja, kesehatan mental, serta fisik.
“Bagi kebanyakan orang, self reward merupakan kemampuan yang perlu dilatih, sebagai penghargaan untuk diri sendiri setelah melakukan suatu hal yang menjadi tujuan atau target," seru Saskhya.(esy/jpnn)