PHK Menjadi Akar Masalah di Papua
Jumat, 16 Juli 2010 – 14:35 WIB
Peiter yang kemarin didampingi Pelaksana Tugas (Plt) Sekeratiat Dewan (Sekwan) Buang Salakory, juga menyikapi sistem rekrutmen calon mahasiswa Institut Pertambangan Newangkawi (IPN). Menurut Buang, ada tujuan yang sama antara pembukaan rekrutmen di IPN dan kebijakan yang dikeluarkan PTFI yaitu memberdayakan anak tujuh suku.
“Tetapi sekarang rekrutmen sudah sampai di Jayapura, padahal di sana tidak ada anak tujuh suku. Kalau di Wamena bisa karena masuk ke dalam tujuh suku,” ujarnya. Menurutnya, PTFI harus kembali ke komitmen semula untuk memberdayakan anak tujuh suku. Bila tidak maka dikhawatirkan kembali akan menimbulkan gejolak sosial seperti sebelumnya. Gejolak sosial tersebut malah dikhawatirkan berkembang menjadi baku hantam.
Selain itu, Anggota DPRD dari Partai Demokrat ini juga menyesalkan di Timika banyak pencari kerja yang masih mengganggur. Namun sangat disayangkan, PTFI tidak melakukan aksi tanggap dengan membuka lapangan pekerjaan, tapi “diam-diam” mendatangkan tenaga kerja non skill dari luar Papua khususnya Timika, dengan memberikan training di lingkungan PTFI untuk mengoperasikan alat-alat perusahaan.“Maka saya mengatakan kalau hal ini jelas-jelas tidak menunjukkan niat baik untuk membantu Pemerintah Daerah dalam mengurangi tingkat pengangguran yang ada di Mimika,” tegasnya.