Pria Tampan Pemenang Pilkada Itu Bilang 'Saya Kagum dengan Arumi'
Setelah pertemuan itu, komunikasi mereka semakin intens. Setiap pulang ke Trenggalek, Emil selalu menyempatkan diri bertemu dengan Arifin. Bukan hanya itu, mereka pun kerap menggelar kegiatan bersama. Setelah dukungan terus mengalir, keduanya memutuskan untuk maju sebagai calon kepala daerah Kabupaten Trenggalek. ”Jadinya, kami putuskan untuk maju,” ucap pria 26 tahun itu.
Sadar pengalaman politik masih kurang, keduanya melakukan persiapan jauh-jauh hari untuk berlaga di pilkada serentak. Pasangan tersebut mendapatkan bimbingan dari partai pengusung, yakni sekolah calon kepala daerah yang diadakan DPP PDIP. Dalam forum itu, mereka dididik tentang cara berkomunikasi politik yang baik serta soal pengetahuan birokrasi.
Arifin menjelaskan, dari sekolah calon kepala daerah tersebut, mereka menyerap banyak ilmu. Kini, meski masih awam menjabat kepala daerah, Arifin dan Emil sudah paham berpolitik.
”Dengan dukungan tujuh partai dan bimbingan sekolah calon kepala daerah, kami yakin stabilitas politik tetap terjaga,” ujarnya.
Kekurangan yang lain adalah pengetahuan dalam bidang birokrasi. Keduanya tidak pernah sekali pun menjadi pegawai negeri sipil (PNS) di Trenggalek. Namun, Emil menyatakan, pengalaman dirinya memimpin PT PII sudah lebih dari cukup. Pasalnya, bidang kerja yang dia geluti adalah meneliti penganggaran pembangunan. ”Kami paham bagaimana memimpin birokrasi,” ucapnya tegas.
Keunggulan telak pasangan itu jelas sangat mengagetkan. Sebab, lawan yang mereka hadapi bukan orang kemarin sore. Kholiq merupakan wakil bupati petahana Trenggalek. Banyak yang beranggapan bahwa kemenangan tersebut tidak lepas dari peran istri Emil dan Arifin, yakni Arumi Bachsin dan Novita Hardini.
Emil mengakui itu. Dia sedikit terbantu oleh sosok istrinya yang merupakan pesohor ibu kota. Menurut Emil, Arumi turun sampai ke pelosok desa. Meski berlatar belakang artis, dia tidak merasa jijik dan risi bergaul dengan semua orang. ”Saya kagum dengan Arumi,” ujarnya.
Namun, tambah Emil, faktor terkenal saja tidak cukup untuk membantu. Saat ini orang memilih calon kepala daerah bukan lantaran top namanya, melainkan karena kemampuan. Sebab, warga kini sudah pandai menentukan calon pemimpinnya. ”Terkenal itu hanya bonus,” tuturnya.