Prihatin dengan Etika Berpolitik, Alumni UNEJ Serukan Pertobatan Penyelenggara Negara
jpnn.com, JAKARTA - Para akademisi dari berbagai universitas turun gunung guna guna menyuarakan pesan kepada pemerintah terkait kemunduran demokrasi dan pelanggaran konstitusi jelang Pilpres 2024 ini.
Forum Alumni Universitas Jember (UNEJ) untuk Perubahan mengeluarkan seruan moral agar para penyelenggara negara melakukan pertobatan moral, dan memanifestasikan nilai-nilai keadilan dalam Pancasila.
"Kondisi bangsa kita saat ini sedang pada momen memprihatinkan. Para elite politik tak mengindahkan etika bernegara,” ujar Koordinator Acara Bambang Asrini, Minggu (4/2).
Menurut Bambang, terdapat potensi pelanggaran konsitusi yang serius dengan fenomena keberpihakan penyelenggara negara dalam proses pemilu. Ini menciderai harapan publik agar kontestasi demokrasi dapat berlangsung secara jujur dan adil.
Hal tersebut dinilai sebagai pengabaian atas hak asasi manusia dan kesejahteraan umum yang diamanatkan UUD 1945, serta pengingkaran atas etika sebagai pedoman kepantasan bertindak.
”Dengan mengandalkan hati nurani dan kewarasan berpikir dan bersikap, kami menyerukan sebuah gerakan pemurnian nasional sekaligus pertobatan penyelenggara negara,” tegasnya.
Pernyataan sikap alumni UNEJ itu diikuti dengan bedah buku ’Bergerak dengan Kewajaran’ karya mantan aktivis anti korupsi yang pernah menjabat Menteri ESDM, Sudirman Said. Bedah buku itu menghadirkan pembicara Arifi Saiman (diplomat/ mantan Konjen RI di New York), Satrio Budi Adi (dosen Administrasi Publik, Universitas Indonesia) dan Bambang Asrini (kurator seni rupa) dengan moderator Ratna Mulya Madurani (praktisi hukum).
Arifi Saiman dalam paparannya menyatakan bahwa isi buku tersebut relevan untuk didiskusikan dalam situasi kebangsaan saat ini. Dalam buku tersebut, Sudirman Said menggagas sebuah ekosistem integritas, yakni akan merasa malu hati apabila melakukan tindakan-tindakan yang tidak wajar atau melanggar etika.