Ratusan Ulama NU Wafat Selama Pandemi, Begini Respons Gus Muhaimin
”Kepada teman-teman DPC, DPW, anggota DPR, Bupati, Gubernur, Wakil Gubernur, semuanya tolong dijaga kiai masing-masing. Jangan sampai berakibat terlambat darurat mengantisipasi. Contoh misalnya di Bekasi kemarin ada yang akhirnya terlambat dalam penanganann yang padahal sebetulnya bisa ditangani,” tuturnya.
Gus Muhaimin mengingatkan kepada seluruh masyarakat agar menerapkan kultur baru dengan menggunakan cara new normal dan protokol kesehatan yang disiplin.
”Kepada para kiai yang sudah sepuh, saya kira tidak usah dicium tangannya dulu. Salaman di dada saja supaya beliau-beliau kita jaga. Kita cinta beliau, ingin cium beliau, ingin bersalaman dengan beliau, tetapi untuk sementara waktu sebelum pandemi ini berakhir, kita ubah tradisi untuk mengantisipasi,” sarannya.
”Kepada keluarga para masayih juga harus menjaga karena korbannya sudah sangat banyak sekali. Di Jakarta saja hampir tiap hari kiai-kiai kita mengalami sakit keras dan banyak yang akhirnya wafat dan meninggalkan kita,” kata cucu salah satu pendiri NU KH Bisri Syansuri ini.
Gus Muhaimin juga mengajak seluruh kader PKB yang diberikan amanah, wasiat, dan mandat untuk melakukan perjuangan politik ini agar selalu istiqamah dalam memberikan pengabdian dan perjuangan seperti yang dilakukan para ulama.
”Insyaallah dengan kebersamaan kita-kita dengan beliau-beliau, insyaAllah hidup kita akan mulia disisi Allah SWT,” urainya.
Menurut Gus Muhaimin, wafatnya para kiai yang begitu banyak dalam beberapa waktu belakangan ini menjadi ujian berat.
”Ini tentu menjadi kewaspadaan yang tinggi yang harus dilakukan oleh seluruh komponen PKB. Saya sudah membuat maklumat yang disampaikan oleh seluruh pejabat eksekutif mulai menteri termasuk Wapres, legislatif, semua memberikan perhatian yang sungguh-sungguh, solusi yang cepat dan efektif atas pandemi ini,” katanya.