Rupiah terhadap Dolar AS, Pagi Kuat Sore Lemas
jpnn.com, JAKARTA - Pada penutupan Kamis (25/6) sore, nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, mendapat tekanan dari kekhawatiran pasar terhadap potensi gelombang kedua pandemi COVID-19, dan proyeksi negatif Dana Moneter Internasional (IMF).
Rupiah melemah 45 poin atau 0,32 persen menjadi Rp 14.175 per dolar AS dari sebelumnya Rp 14.130 per dolar AS.
"Pelaku pasar kembali cemas dengan perkembangan penyebaran virus corona," kata Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Kamis.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat, jumlah pasien positif corona di seluruh dunia per 24 Juni adalah 9,13 juta orang, bertambah 135.212 orang dibandingkan hari sebelumnya, lebih tinggi dibandingkan kenaikan pada 23 Juni yang sebanyak 133.328 orang.
Kenaikan kasus COVID-19 membuat sejumlah negara kembali menerapkan karantina wilayah (lockdown) meski lingkupnya terbatas.
Gubernur New York, New Jersey, dan Connecticut memerintahkan para pelancong dari sembilan negara bagian AS ke karantina selama 14 hari, pada saat kedatangan ketika COVID-19 menunjukkan tanda-tanda melonjak di bagian selatan dan barat negara itu.
Sentimen lainnya, Dana Moneter Internasional (IMF) memangkas proyeksi ekonomi global pada 2020, karena melihat kerusakan yang lebih dalam dan lebih luas dari yang dipikirkan sebelumnya.
Ekonomi global diprediksi menyusut sebesar 4,9 persen, dibandingkan dengan kontraksi 3 persen yang diprediksi pada April lalu.