RUU Cipta Kerja Memfasilitasi Terwujudnya Pariwisata Berbasis Komunitas
"Jadi ini dibangun paradigma baru, jadi kita mencatat kalau bisnis as usual yang terjadi saat ini itu melebarkan kesenjangan tapi kalau kita gunakan paradigma baru, yaitu rasio ekonomi dan ekologi dan memperhatikan ekosistem. Artinya setiap investasi memperharikan ssitemnya maka ruang tadi akan punya nilai tambah," tuturnya.
"Jadi tidak hanya uang yang tumbuh tetapi ruang dan ekosistemnya itu lestasi dan manusianya itu sejahtera, itu idealnya, maka dibutuhkan satu paradigma baru," lanjutnya.
Dia menyebut dengan RUU Ciptaker, Pemerintah diharap dapat mengatur berjalannya investasi lebih baik. Kata dia, jangan sampai investor justru mengusai banyak aset, dan mengorbankan UMKM seperti yang terjadi saat ini.
Kata dia, hubungan antara investor dan UMKM atau pengusaha kecil adalah mitra bisnis. Menurut dia, Pemerintah melalui RUU Ciptaker ini secara implementasi harus dapat melidungi dan menguatkan UMKM di sektor pariwisata tersebut.
"Apalagi dalam situasi pandemi covid, ini adalah koreksi terhadap tata pembangunan yang selama ini kesenjangan semakin lebar, penguasaan aset, dan sumber alam di kuasai oleh investor, marjinalisasi adat dan masyarakat setempat," katanya.
Tak hanya itu, Baiquni mengatakan RUU Ciptaker ini sebagai upaya untuk membangun kekuatan sektor pariwisata dari dalam atau comunity based tourism.
"Pariwisata yang selama ini itu sangat investasi atau sangat liberal, nah ini perlu satu kendali yang lebih tepatnya adalah coba bangun kekuatan dari dalam atau comunity based tourism," kata dia.
Karenanya, selain membuat aturan, Pemerintah juga diminta untuk meningkatkan atau memberikan pendampingan terutama kepada pelaku UMKM di sektor pariwisata. Hal itu agar RUU Ciptakerja dapat dimaksimalkan.