Serda Wolly Hamsan, Prajurit TNI Hebat, Dor! Dor!, Terbaik Se-Asia-Pasifik
Tidak cukup dengan latihan tersebut, Wolly juga kerap meluangkan waktu untuk yoga. ”Satu jam setiap malam,” ucapnya. Itu dia lakukan untuk melatih konsentrasi.
Selain melawan diri sendiri, dibutuhkan konsentrasi tinggi ketika tengah beradu ketangkasan dalam kompetisi menembak.
Tanpa itu, sulit menembak tepat sasaran. Jika sudah demikian, jangan harap dapat medali dan poin tinggi.
Wolly berkenalan dengan dunia menembak sejak belia. Di kampungnya di Sambas, Kalimantan Barat, sana, Wolly sudah doyan berburu dengan senapan angin mulai SMP.
Begitu masuk TNI-AD pada 1998, Wolly menambah ilmu dengan mengikuti beberapa pelatihan menembak. Skill-nya pun kian terasah dan terpantau para senior.
Seleksi internal untuk bisa masuk tim ke AASAM juga sangat ketat. Sebab, bagi TNI-AD, ajang tersebut merupakan salah satu media unjuk kemampuan. Juga sebagai sarana diplomasi.
”Menembak itu bukan hanya soal bagaimana bisa tepat sasaran, tapi juga menaklukkan ego,” tutur Wolly.
Atas raihan prestasinya tersebut, Wolly pun diganjar hadiah rumah dari Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Mulyono yang diserahkan di Jakarta Selasa lalu (30/5).