Simon: Dirgahayu Polri, Semoga Makin Amanah dan Sepenuh Hati Melayani
jpnn.com - JAKARTA - Pengamat intelijen dan keamanan Ngasiman Djoyonegoro (Simon) mengatakan tantangan besar yang dihadapi Polri di 2023 ini cukup nyata, mengingat Indonesia memasuki politik dan pesta demokrasi serentak 2024.
Pertama, mengantisipasi maraknya hoaks yang dibungkus politik identitas jelang Pemilu 2024.
Kedua, memulihkan kepercayaan masyarakat terhadap kinerja Polri pascakasus Ferdy Sambo, tragedi di Stadion Kanjuruhan dan kasus Teddy Minahasa.
Ketiga, Polri harus mampu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dan perkembangan Police 4.0 untuk peningkatan pelayanan masyarakat.
"Penyebaran berita bohong, ujaran kebencian dan fitnah yang dibungkus politik identitas harus diantisipasi sejak awal oleh Polri."
"Jangan sampai timbul polarisasi dan situasi memanas seperti yang terjadi pada Pemilu 2019,” ujar pria yang akrab disapa Simon ini saat soft launching bukunya berjudul ‘Polri Presisi, Polri Mengabdi: Reformasi Polri di Era Digital Society’ di Jakarta, Jumat (30/6).
Menurut Simon, faktor utama yang menyebabkan politik identitas yaitu adanya pemahaman yang belum tuntas untuk menjaga toleransi dan eksistensi tiap identitas di NKRI.
Kemudian, rendahnya literasi digital masyarakat. Faktor lain adalah kecerobohan atau kesengajaan individu atau elite politik tertentu dalam berkomunikasi yang menyinggung psikologi massa.