Sitiarah Terharu Saat Menerima Bantuan Sembako dari Human Initiative
Siti, memiliki empat orang anak dari pernikahannya bersama Asriyanto. Ia ikut suami merantau ke Pekanbaru untuk membangun keluarga yang lebih mandiri.
"Pendapatan saya dari berjualan kue berkisar Rp 150 ribu hingga Rp 200 ribu sehari (pendapatan kotor). Keuntungan per hari hanya berkisar Rp 50 ribu," kata suami dari Asriyanto ini.
Dari hasil berjualan, Siti memang mampu mencukupi penghasilan sang suami, yang kesehariannya adalah pekerja serabutan. Suami Siti ini kadang berdagang alat-alat elektronik, buruh harian, atau menunggu panggilan untuk memperbaiki mesin.
“Saya juga sering mangkal di beberapa masjid, tetapi sejak pandemi, dan masjid tak diperbolehkan menggelar salat berjemaah, masjid pun sepi. Sehingga saya pun mengurungkan niat berjualan," jelas Siti.
Siti, kata Manager Public Relation Human Initiative, Ferdiansyah, mencoba berbagi kisah hidupnya, kepada sahabat inisiator, bahwa betapa besarnya dampak pandemi ini terhadap kehidupan keluarganya.
"Padahal jika tidak ada Corona, penghasilannya berjualan kue keliling mampu mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari,” ucap Ferdi, Sabtu (16/5/2020).
Bukan saja pada hari-hari biasa, Siti, juga harus menjalani ramadan tanpa berdagang. Tentunya dampaknya begitu besar dirasakan oleh Siti dan keluarga. Meski sekali lagi dia berharap pandemi ini akan segera berakhir.
Namun, selalu ada secercah berkah dari setiap bulan suci ini. Senyum siti diiringi tangis bahagia terlihat di wajahnya, ketika sang Ibu menerima paket dari para sahabat inisiator.(fri/jpnn)