Soesilo Toer, Doktor Ekonomi Politik jadi Pemulung Sampah
Di saat lagi serius itu, ada orang yang menegur. ”Wonten nopo kok foto-foto. Kulo sekalian difoto (Ada apa kok foto-foto. Saya sekalian difoto),” kata perempuan penjual sate kambing khas Blora itu. Dia tampaknya mengenal Soes dengan baik.
”Iya, Pak Soes biasa mundut sampah ten daerah mriki (Pak Soes biasa mengambil sampah di daerah sini),” katanya lalu tertawa.
Soes kemudian berpindah lokasi. Namun masih di sekitar pasar. Tepatnya di depan penjual pakaian. Endang, pemilik toko mengaku tahu sosok Soes. Saban hari, dia melihat lelaki tua itu memunguti sampah di sekitar tokonya. Kadang dapat, kadang juga tidak.
Endang mengaku, Soes adik dari Pramoedya Ananta Toer. Wajahnya juga mirip. ”Itu kan adiknya penulis. Namanya Pramu atau Ananta Tur itu kan. Aduh, saya kok lupa. Pokoknya sastrawanlah,” katanya lupa-lupa ingat. Lantas dia melanjutkan. ”Bapak itu juga penulis,” akunya meyakinkan.
Endang memastikan, sudah beberapa tahun terakhir Soes memungut sampah. Nyaris tiap malam dia melihatnya. Ada beberapa pemungut sampah yang dia hafal wajahnya. Salah satu adalah Soesilo. ”Saya sih tidak tahu kalau dia seorang doktor. Namun setahu saya, dia adik seorang penulis,” ujarnya.
Sampai di depan sebuah butik, Soes mengajak wartawan koran ini berhenti. Dia amati bagian dalam toko. Dia pandangi satu persatu pelayanannya. Pemilik toko itu, kata Soes, orangnya baik. Empat kali dia diberi uang. Bahkan, pernah juga diberi sarung. Belakangan dia tahu, pemilik toko itu bernama Ulfah. Namun, malam itu Ulfah tidak kelihatan. ”Lagi ngeloni anaknya,’’ kata seorang pelayan.
Sebagai ucapan terima kasih, suatu ketika Soes memberinya buku. Karyanya sendiri. Beberapa hari kemudian Ulfah sengaja mencegat Soes. Dia meminta maaf. Dia menyesal telah menganggap Soes sebagai pengemis. Dia tahu Soes seorang penulis hebat setelah membaca buku pemberiannya tersebut. ”Ya saya ini kan memang rektor. Korek-korek barang kotor. Jadi tidak masalah,” guraunya.
Lepas dari depan butik yang orangnya ramah, Soes dikejutkan munculnya seorang ibu dari balik pintu pagar. Saat itu Soes sedang mengais sampah di keranjang depan rumahnya. ”Kalian sedang apa?” tanya ibu itu. Agaknya dia curiga. Setelah dijelaskan ibu pun paham.